Tegaskan Langkah Pengendalian Inflasi
Elen Setiadi. Foto: dok/ist--
REL, Palembang - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menegaskan perlunya langkah pengendalian inflasi meskipun terjadi penurunan siklus tahunan inflasi di bulan Juli.
Hal ini diungkapkan dalam pertemuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dihadiri oleh Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) Pemerintah Provinsi Sumsel, serta perwakilan kabupaten/kota pada Jumat malam (2/7/2024).
Penjabat (PJ) Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, menyampaikan bahwa inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Sumatera Selatan pada Juli 2024 sebesar 1,87 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,11.
Kota Palembang mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,09 persen dengan IHK 105,82, sementara Kabupaten Muara Enim mencatat inflasi terendah sebesar 1,04 persen dengan IHK 106,69.
BACA JUGA:Indonesia Audit Watch Desak Kapolda Sumsel
BACA JUGA:Chelsea Paksa Conor Gallagher Keluar dari Klub
“Komoditas beras menjadi salah satu sumber inflasi, dan kami telah menyiapkan beberapa strategi, termasuk kerjasama dengan Bulog,” ujar Elen.
Ia menambahkan bahwa kerjasama ini mencakup penyaluran beras ke ASN di Pemprov Sumsel, dan diharapkan dapat diimplementasikan di kabupaten/kota yang bukan penghasil beras.
Selain itu, Pemprov Sumsel juga merencanakan pengembangan sawah rawa dengan potensi 300 ribu hektar rawa di Sumsel, dengan target pengembangan awal sebesar 50 ribu hektar.
“Pengembangan sawah rawa ini diharapkan dapat dilakukan oleh korporasi, sehingga perencanaan, masa tanam, dan pasca panen dapat dilakukan secara terintegrasi,” tambah Elen.
BACA JUGA:Fauzan Hadiri Grand Opening Festival Kopi Lahat 2024
BACA JUGA:7 Cara Mengatasi Pipi Bengkak karena Sakit Gigi
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Muhammad Latif, menekankan bahwa tingginya inflasi dapat memicu peningkatan tingkat kemiskinan.
“Pertemuan ini penting bagi Sumsel, khususnya kabupaten/kota, dalam rangka pengendalian inflasi. Inflasi di Sumsel pada Juli ini turun drastis dari 2,48 persen bulan lalu menjadi 2,09 persen, terbaik kedua se-Sumatera setelah Babel dan nomor 12 se-Indonesia,” jelas Latif.