5 Tradisi Unik Bangka Belitung yang Sarat Makna dan Masih Lestari Hingga Kini
Perang Ketupat: Tradisi Persembahan di Pantai Tempilang-ist/net-
5 Tradisi Unik Bangka Belitung yang Sarat Makna dan Masih Lestari Hingga Kini
REL, BACAKPRAN.CO - Bangka Belitung, selain terkenal dengan keindahan alamnya, juga memiliki warisan budaya yang kaya melalui berbagai tradisi yang masih dilestarikan hingga kini.
Tradisi-tradisi ini bukan hanya unik, tetapi juga penuh makna, memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan di antara masyarakat setempat.
Berikut ini lima tradisi Bangka Belitung yang masih dijaga dan terus dilaksanakan oleh penduduk setempat.
1. Perang Ketupat: Tradisi Persembahan di Pantai Tempilang
Perang Ketupat adalah salah satu tradisi khas Bangka Belitung yang dilakukan setiap awal Tahun Baru Islam atau 1 Muharram.
Tradisi ini diselenggarakan di Pantai Tempilang, Bangka Barat, dengan partisipasi aktif masyarakat desa setempat. Dalam prosesi ini, warga berkumpul di pantai dan secara simbolis melakukan "perang" menggunakan ketupat.
Meskipun terdengar unik, tradisi ini memiliki makna yang dalam. Perang Ketupat merupakan persembahan makanan kepada makhluk halus yang diyakini berdiam di kawasan daratan, sebagai bentuk doa untuk keberkahan dan kesejahteraan.
BACA JUGA:Seragam PNS dan PPPK Kini Disamakan, Ini Ketentuan Baru Permendagri
2. Peh Cun: Perayaan Tionghoa dengan Tradisi Bakcang
Peh Cun adalah tradisi perayaan Tionghoa yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat Bangka Belitung.
Tradisi ini dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 dalam kalender Tionghoa, sebagai bentuk penghormatan kepada Kut Goan, seorang tokoh penting pada masa Dinasti Couw (340 SM).
Peh Cun dimeriahkan dengan berbagai aktivitas seperti lomba dayung perahu, tamasya ke pantai, dan yang paling khas, melempar bakcang (sejenis ketan yang dibungkus daun bambu) ke laut.