REL.BACAKORAN.CO - Desa Kete Kesu adalah salah satu desa adat yang paling terkenal di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia. Terletak sekitar 4 kilometer dari Rantepao, Kete Kesu adalah cerminan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Toraja yang masih lestari hingga kini.
Desa ini bukan hanya menjadi destinasi wisata yang populer, tetapi juga situs warisan budaya yang memberikan gambaran mendalam tentang kehidupan, kepercayaan, dan arsitektur suku Toraja.
Desa Kete Kesu memiliki sejarah yang panjang sebagai pusat kebudayaan Toraja. Desa ini terkenal dengan rumah adatnya yang disebut Tongkonan, yang berfungsi sebagai pusat kehidupan sosial dan spiritual masyarakat.
Tongkonan memiliki atap melengkung yang menyerupai perahu, yang dipercaya melambangkan hubungan antara manusia dengan leluhur dan alam semesta. Setiap Tongkonan memiliki nilai simbolis dan sejarah yang mendalam, diwariskan turun-temurun dalam keluarga.
BACA JUGA:Persebaya Raih Kemenangan Perdana di BRI Liga 1, Paul Munster Soroti Pentingnya Tiga Poin Pertama
Selain Tongkonan, Kete Kesu juga dikenal karena lumbung padi (alang) yang terletak di depan setiap rumah adat. Lumbung padi ini bukan hanya sebagai tempat menyimpan hasil panen, tetapi juga sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan keluarga.
Salah satu aspek budaya yang paling menarik dari Desa Kete Kesu adalah tradisi pemakamannya. Masyarakat Toraja memiliki kepercayaan bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan langkah menuju kehidupan setelahnya.
Oleh karena itu, pemakaman di Toraja, termasuk di Kete Kesu, dilakukan dengan upacara besar yang dikenal sebagai Rambu Solo'.
Upacara ini melibatkan berbagai ritual, termasuk pengorbanan hewan seperti kerbau dan babi, yang dipercaya akan mengantarkan roh almarhum ke alam baka. Setelah upacara, jenazah biasanya disemayamkan di kuburan batu yang dipahat di tebing, atau di patane (makam berbentuk rumah kecil). Di Kete Kesu, wisatawan dapat melihat langsung situs pemakaman ini, yang menyimpan peti jenazah dan patung kayu yang dikenal sebagai Tau-Tau—representasi dari orang yang telah meninggal.
Kete Kesu telah ditetapkan sebagai situs warisan budaya oleh pemerintah Indonesia, dan kini menjadi salah satu destinasi wisata utama di Tana Toraja.
Wisatawan dari dalam dan luar negeri datang untuk menyaksikan keindahan arsitektur Tongkonan, mengamati tradisi pemakaman unik, serta menikmati pemandangan alam yang menakjubkan.
BACA JUGA:Bank Indonesia Buka Lowongan PCPM Angkatan 39 untuk Lulusan S1 dan S2 Berbagai Jurusan
Desa ini juga sering menjadi tuan rumah berbagai festival budaya, di mana pengunjung dapat menyaksikan tarian tradisional, musik, dan kerajinan tangan khas Toraja. Tidak hanya itu, wisatawan juga dapat membeli souvenir seperti ukiran kayu dan perhiasan yang dibuat oleh pengrajin lokal.
Desa Kete Kesu adalah tempat yang sarat dengan sejarah dan budaya yang kaya. Melalui arsitektur Tongkonan, tradisi pemakaman, dan berbagai ritual adat lainnya, Kete Kesu menawarkan pandangan mendalam tentang kehidupan masyarakat Toraja yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur mereka. Sebagai destinasi wisata, desa ini tidak hanya menyuguhkan keindahan dan keunikan budaya, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk belajar dan menghargai warisan budaya Indonesia yang beragam.***