Surya Paloh memainkan peran sentral dalam mengarahkan strategi dan kebijakan Partai NasDem.
Sebagai ketua umum, ia mengedepankan strategi politik tanpa mahar, yaitu praktik politik yang menolak pembayaran atau pemberian hadiah untuk menduduki posisi strategis dalam partai atau pemerintahan.
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-20 Siap Hadapi Thailand di Laga Kedua Seoul Earth On Us Cup 2024
BACA JUGA:Timnas U20 Indonesia Libas Argentina: Media ASEAN Heboh, Sebut Gempa Besar di Asia Tenggara
Ini bertujuan untuk menghilangkan budaya politik uang dan menciptakan lingkungan politik yang bersih dan transparan.
Selain itu, NasDem juga dikenal dengan kebijakannya yang pragmatis dan pendekatan koalisi yang fleksibel.
Meskipun pada awalnya partai ini berdiri sendiri, NasDem kemudian memilih bergabung dengan koalisi pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo sejak 2014.
Keputusan ini diambil dengan pertimbangan untuk lebih efektif dalam mewujudkan visi restorasi dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Prestasi dan Tantangan
BACA JUGA:Sejarah Berdirinya Partai Hanura: Dari Awal Hingga Menjadi Bagian Penting Politik Indonesia
BACA JUGA:Bau Ketiak Ibu Hamil, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Sejak berdirinya, Partai NasDem terus berusaha memperkuat posisinya di kancah politik nasional.
Pada Pemilu 2019, NasDem berhasil meningkatkan perolehan suara menjadi 9,05% dan memperoleh 59 kursi di DPR.
Ini menandakan peningkatan dukungan masyarakat terhadap partai ini dan pengakuan terhadap upaya yang dilakukan oleh NasDem dalam memperjuangkan perubahan dan pembaruan.
Namun, Partai NasDem juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menjaga konsistensi visi dan misi di tengah dinamika politik yang sering berubah.
Upaya untuk menghilangkan politik uang dan membangun budaya politik yang bersih tidaklah mudah, mengingat masih kuatnya praktik-praktik lama dalam politik Indonesia.