"Dua kali lipat," jawabnya.
"Mengapa Anda tadi bertanya akan berkembang ke mana?"
"Saya yakin usaha sebagai content creator akan ada masa menurunnya," jawabnya.
Hebat. Dhani tidak mabuk kenikmatan. Ia sudah memikirkan ketika kelak masa turun itu tiba: akan berbuat apa.
Dhani sudah tidak pernah berpikir untuk kuliah. Masuk universitas tidak pernah terbayangkan.
"Tapi Anda harus bisa bahasa Inggris," kata saya.
BACA JUGA:Dukung 13 Program Akselerasi Menteri Imipas
BACA JUGA:Solusi Dana Cepat Bangun Rumah, Indah: Ambil Kredit Melalui Kantor, Mudah dan Nggak Ribet
"Saya sangat ingin belajar bahasa Inggris," jawabnya.
Syukurlah, Dhani tetap ingat belajar.
Sejak kapan Dhani jadi content creator?
"Sejak tahun 2020. Saat kelas satu SMA di Pasuruan," katanya.
Ketika masih di SMP, Dhani diberi HP bekas oleh Pakde-nya (kakak ayah). Dhani masih ingat merek HP-nya: Sony.
Sang Pakde kasihan Dhani tidak mungkin bisa beli HP. Ayah Dhani, Moch Khanan, hanya seorang penarik becak.
Dengan HP itu Dhani asyik main game. Ia menyebutkan nama-nama permainan yang ia dalami tapi saya sulit mengingatnya. Dari kegemarannya main game itulah Dhani mulai membuat content di TikTok.
Yang membuat nama Dhani melejit adalah ketika ia nge-prank seorang gamer terkemuka. "Langsung dapat follower satu juta," katanya. Lalu naik terus sampai tiga juta.