Gunung Emas 53 Juta Ton di Kalimantan: Penipuan yang Mengguncang Dunia

Senin 09 Dec 2024 - 05:48 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

Gunung Emas 53 Juta Ton di Kalimantan: Penipuan yang Mengguncang Dunia

REL, Jakarta – Gunung emas seberat 53 juta ton di Kalimantan Timur sempat menjadi perbincangan dunia pada 1993. 

Klaim tersebut digembar-gemborkan oleh perusahaan tambang Kanada, Bre-X Minerals Ltd., yang kemudian membuat geger Indonesia hingga pasar internasional. 

Namun, kisah spektakuler ini berakhir sebagai salah satu penipuan terbesar dalam sejarah industri tambang.

Awal Mula Kisah Gunung Emas Busang

Cerita dimulai pada 1993, ketika sekelompok ahli geologi Bre-X menjelajahi hutan Kalimantan Timur. Mereka mengklaim menemukan potensi tambang emas besar di wilayah Busang. Laporan awal menyebut Busang mengandung emas hingga 53 juta ton, memicu euforia global.

Di Kanada, saham Bre-X meroket, menjadikan perusahaan kecil ini bernilai hingga Rp7 triliun. Di Indonesia, proyek tambang ini menarik perhatian tokoh-tokoh penting, termasuk Bob Hasan dan Sigit Harjojudanto, anak Presiden Soeharto.

Fakta Terkuak: Semua Kena Tipu

Pada 1997, pemerintah Indonesia melalui Presiden Soeharto meminta Freeport-McMoRan untuk memverifikasi kandungan emas Busang. Hasilnya mengejutkan: tanah Busang tidak mengandung emas sama sekali.

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Warga Diminta Waspadai Pohon Rawan Tumbang

BACA JUGA:Musim Panen Durian Lahat Dimulai

Penipuan ini terungkap lebih jauh saat Michael de Guzman, Direktur Eksplorasi Bre-X, dilaporkan tewas bunuh diri. Namun, investigasi menunjukkan mayat yang ditemukan bukan miliknya. Guzman diduga masih hidup dan bersembunyi di Amerika Selatan.

Dampak Global Penipuan Gunung Emas

Kasus ini membuat pasar tambang dunia terguncang. Saham Bre-X anjlok tajam, investor marah, dan beberapa tokoh besar Indonesia merasa dipermalukan. Penipuan ini juga meninggalkan misteri yang tak terpecahkan, termasuk hilangnya Guzman dan nasib dana investor.

Gunung emas Busang menjadi pengingat pahit akan bahaya spekulasi tanpa verifikasi, serta dampak destruktif dari ambisi yang tak terkendali.***

Kategori :