Nyali Besar

Sabtu 28 Dec 2024 - 21:25 WIB
Reporter : Pauzan
Editor : Pauzan

RAKYATEMPATLAWANG – PROYEK raksasa ini seperti dipaksa harus selesai sebelum ganti presiden. Ini memang proyek bersejarah. Wajar kalau yang membuat sejarah itu yang sebaiknya meresmikannya. Maka di masa injury time kepresidenannya, Jokowi ke Gresik, Jatim. Ia meresmikan smelter Freeport di situ: investasinya Rp 56 triliun. 

Itu 23 September lalu. 

Tidak sampai tiga bulan kemudian bencana yang mengejutkan terjadi: salah satu bagian di smelter itu terbakar. Yakni bagian yang mengolah CO2 menjadi zat yang tidak menyebabkan polusi. 

Akibatnya: keseluruhan proses pemurnian tembaga dan emas di Gresik itu terhenti. Bagian yang terbakar itu sendiri sebenarnya hanya satu bagian kecil. Ibaratnya hanya gara-gara knalpotnya pecah Ferrari yang mahal tidak bisa jalan. 

Bagian yang terbakar itu mungkin hanya bernilai kurang Rp 50 miliar. Tapi karena terbakar menyebabkan investasi Rp 56 triliun jadi ikut terbengkalai. Tidak ada kesedihan yang dialami pengusaha melebihi yang seperti ini. 

Tentu bagian itu bisa diperbaiki. Atau kalau kebakarannya berat semua mesin bisa diganti. Apalagi kalau masih dalam waktu penjaminan garansi. Bahkan jangan-jangan belum diserahterimakan. Masih jadi tanggungjawab kontraktor. Belum diserahkan ke pemilik proyek: Freeport. 

Meski secara langsung itu kerugian kontraktor tapi Freeport juga rugi besar. Produksinya tertunda. 

Padahal tiap tahun smelter di Gresik itu akan menghasilkan 50 ton emas, 900.000 katoda tembaga, dan 210 ton perak. 

Berita terakhir, Freeport harus berhenti produksi sampai September 2025. Lama sekali. Berarti hampir satu tahun tertunda. 

Kesusnya mengejar target agar bisa diresmikan di akhir masa jabatan Presiden Jokowi sepertinya tidak ada hubungan dengan kebakaran itu. 

Freeport adalah perusahaan Amerika Serikat. Manajemennya ala Amerika Serikat. Teknologinya Amerika Serikat. Tidak mungkin Freeport ceroboh mau mengorbankan proyek hanya untuk mengejar peresmian. 

Smelter ini luasnya 104 hektare. Lokasinya di kawasan industri milik grup Aneka Kimia Raya (AKR). Anda tentu sering berhubungan dengan AKR. Yakni kalau Anda lagi isi bensin. AKR punya banyak stasiun pompa bensin. 

Kawasan industri itu, JIIPE, luasnya 1.500 hektare. JIIPE punya pelabuhan sendiri. Di selat Kamal. Menghadap pulau Madura. Freeport memang memerlukan pelabuhan besar. Freeport harus mendatangkan konsentrat tembaga dari pelabuhan Timika, Papua. 

Konsentrat itu berasal dari tanah yang mengandung tembaga, timah, dan emas. Setelah unsur tanahnya dibersihkan jadilah konsentrat. 

Tanah yang mengandung emas, tembaga, dan timah itu dikeruk dari pegunungan Papua tidak jauh dari Tembaga Pura. Tanah tersebut "dicuci" di dekat Timika. Tanahnya dibuang di dekat Timika. Konsentratnya dikirim ke smelter untuk dipisah-pisah mana emas, mana tembaga, mana timah. 

Kategori :

Terkait

Sabtu 28 Dec 2024 - 21:25 WIB

Nyali Besar

Terkini

Senin 30 Dec 2024 - 21:26 WIB

Harga Cabai Naik Jelang Akhir Tahun 2024

Senin 30 Dec 2024 - 21:18 WIB

Politik Ular