REL, Lubuklinggau - Selama sepekan terakhir, wilayah Musi Rawas, Lubuklinggau, dan Muratara (MLM) mengalami fenomena suhu dingin yang cukup signifikan.
Suhu pada malam hingga pagi hari tercatat antara 22 hingga 28 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 73 hingga 98 persen.
Fenomena ini memicu berbagai spekulasi di kalangan masyarakat, mulai dari perubahan musim hingga indikasi perubahan iklim ekstrem.
Namun, Kepala BMKG Provinsi Sumatera Selatan, Siswanto Fauzi, menjelaskan bahwa fenomena suhu dingin ini bukan akibat peralihan musim, melainkan disebabkan oleh angin baratan yang membawa uap air tinggi, sehingga meningkatkan kelembapan atmosfer.
BACA JUGA:Kuasa Hukum PT TRPN: Nelayan yang Protes Pagar Laut Bukan Berasal dari Bekasi!
"Angin baratan ini menyebabkan suhu terasa lebih dingin meskipun kita masih berada di musim penghujan," kata Siswanto saat dikonfirmasi pada Jumat (17/1).
BMKG Sumsel juga mengungkapkan bahwa fenomena ini terkait dengan aktivitas Monsoon Asia, yang menyebabkan hujan intensitas sedang hingga lebat di seluruh wilayah Sumatera Selatan, termasuk Bumi Silampari.
Selain itu, hasil pemantauan Indeks Dipole Mode (IOD) dan ENSO menunjukkan adanya fenomena La Nina lemah dengan nilai IOD negatif -0,74 dan suhu permukaan laut yang rendah, yang diperkirakan berlanjut hingga pertengahan 2025.
Kondisi ini diprediksi akan terus mempengaruhi pola cuaca di Sumatera Selatan, termasuk potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang.
BACA JUGA:Lapas Empat Lawang Lakukan Razia dan Tes Urine
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah MLM untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah aliran sungai.
Peningkatan kewaspadaan terhadap potensi banjir, longsor, dan pohon tumbang sangat penting di musim ini.
"Masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air, serta memangkas pohon yang berisiko tumbang. Pastikan juga konstruksi rumah dalam kondisi aman dari angin kencang," tambah Siswanto.
Fenomena suhu dingin ini sudah mulai dirasakan dalam aktivitas sehari-hari. Di Lubuklinggau, banyak warga mengeluhkan suhu yang terasa lebih dingin dari biasanya, terutama saat pagi hari.
BACA JUGA:Kasus OTT, Kajari Sudah Periksa 9 Orang Saksi