Lomba Heboh

Rabu 29 Jan 2025 - 23:44 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

Oleh: Dahlan Iskan 

Saya pernah berlomba tidak resmi dengan seorang teman dari Tiongkok: ia yang lebih sering ke Indonesia atau saya yang lebih sering ke Tiongkok. 

Begitu banyaknya urusan saya di Tiongkok --waktu itu. Terutama terkait dengan kanker liver saya. Bisnis saya. Juga terkait dengan perlunya mencari bahan tulisan. 

Sebaliknya teman saya itu: ia punya banyak pekerjaan di Indonesia. Di Banten. Di Riau. Di Palembang dan banyak lagi. 

Awalnya saya yang menang. Lebih 12 kali setahun pergi ke Tiongkok. Setelah saya menjabat sesuatu giliran saya yang kalah: tidak berani sering-sering ke luar negeri --biar pun pakai uang sendiri. 

Skor 1-1. 

Belakangan saya lebih jarang ke Tiongkok. Ia juga lebih jarang ke Indonesia. Saya kembali lebih banyak keliling Indonesia. Termasuk di hari libur ini: Jakarta-Surabaya-Bali-Yogyakarta-Purwokerto-Kroya-Bandung-Jakarta. Dalam empat hari yang padat. 

Kali ini saya memutuskan untuk bertahun baru Imlek di Jakarta. Tadi malam. Saya "solider" dengan seorang wanita muda asal Tiongkok yang lagi sendirian di Jakarta. 

Baru pertama kali ini dia menjalani malam tahun baru di perantauan. Sendirian. Teman-temannyi semua mudik untuk berlebaran di kampung halaman. Dia tidak boleh pulang ke Tiongkok. Dia ditugaskan "menjaga kantor" di Jakarta. 

Bagi orang Tionghoa di malam tahun baru Imlek (tadi malam) harus berlumpul di rumah orang tua. Sungkem. Makan-makan bersama. 

Maka di setiap hari menjelang Imlek, transportasi di Tiongkok sangat "kacau". Tahun ini sekitar 400 juta orang yang harus mudik. Dari kota-kota besar ke desa-desa. 

Sebagai anak desa saya teringat ketika kali pertama bermalam Idul Fitri di perantauan. Menangis. Ingat kampung halaman. Ingat keluarga. Sewaktu mendengar suara takbiran dari masjid rasanya seperti sembilu yang mengiris-iris kalbu. 

Pun wanita muda itu. Kali pertama dia sendirian Imlek di perantauan. Maka ketika di Kroya, saya kirim Wechat kepadanyi: agar ke Bandung. Berkumpul dengan saya, istri, dan beberapa teman Senam Dahlan Iskan dari Surabaya seperti Nicky, Desy, Pipit, Yuli, dan Ati. 

Kebetulan seorang perusuh Disway Bandung punya acara: Yana Priatna atau Kang Yana. Ia punya perusahaan real estate yang tergolong sukses. Bahkan lagi berkembang ke Bandung Barat --ke sebuah bukit yang ia sebut sebagai "bukit 380". 

Berada di proyek perumahannya ini kami --lebih 1.000 orang pesenam-- serasa di puncak menara: ke arah mana pun memandang terlihat lembah nan indah. 

Rupanya Kang Yana juga mengundang para perusuh. Kami saling sapa. Perusuhwati dari Jakarta, Jenny Widjaja, langsung mengundang: agar kami merayakan malam tahun baru Imlek di restonyi. Di Kelapa Gading. Di resto Sagolisious. 

Kategori :

Terkait

Kamis 30 Jan 2025 - 23:12 WIB

Makian DeLiang

Rabu 29 Jan 2025 - 23:44 WIB

Lomba Heboh

Selasa 28 Jan 2025 - 22:03 WIB

Telat Jatah

Senin 27 Jan 2025 - 20:26 WIB

Gunung Tinggi

Minggu 26 Jan 2025 - 20:51 WIB

Tembok Laut

Terkini

Kamis 30 Jan 2025 - 23:12 WIB

Makian DeLiang

Kamis 30 Jan 2025 - 20:41 WIB

Buktikan Kelas di Liga Champions!

Kamis 30 Jan 2025 - 20:39 WIB

Bocah Ajaib Liverpool Bersinar!

Kamis 30 Jan 2025 - 20:38 WIB

Barcelona Paksa Ansu Fati Pergi