Hanifah, Siswi SMAN 7 Cirebon yang Berani Bongkar Pungli, Bikin Heboh: Anak Pensiunan ASN Berjiwa Pemberani

Rabu 12 Feb 2025 - 15:00 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

REL, CIREBON – Nama Hanifah, siswi kelas XII IPS 1 SMAN 7 Cirebon, menjadi sorotan.

Sorotan setelah keberaniannya membongkar dugaan praktik pungutan liar (pungli) di sekolahnya ke Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi. 

Keberanian Hanifah menuai pujian publik, terlebih ia melakukannya demi kebaikan teman-temannya dan generasi adik kelasnya.

Fakta lain yang terungkap, Hanifah ternyata adalah anak pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Hal ini menambah kejutan, mengingat ia juga termasuk penerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP), meski keluarganya dianggap tidak termasuk kategori yang berhak.

Berani Speak Up ke Gubernur Hanifah pertama kali menyampaikan laporan tersebut saat Dedi Mulyadi mengunjungi sekolahnya. Ia mengungkap adanya pungutan SPP senilai Rp200 ribu serta potongan dana bantuan PIP.

BACA JUGA:Kiamat Batu Bara? Harga Anjlok ke Level Terendah dalam 3,5 Tahun!

BACA JUGA:Kebijakan Terbaru Asn, Pemerintah Resmi Terapkan Sistem Kerja 3 Hari di Kantor! Ini Detail Aturannya

Pihak sekolah mengakui pungutan SPP tersebut dilakukan karena alasan utang pembangunan. Sementara dana PIP yang dipotong disebut digunakan untuk partai politik, meski hal itu jelas melanggar aturan.

"Kita banyak utang pembangunan, jadi pungut SPP. Sedangkan dana PIP itu ya... dipotong untuk partai," ungkap Wakil Kepala Sekolah SMAN 7 Cirebon, Undang Ahmad Hidayat, di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.

Kritik PIP Tidak Tepat Sasaran Hanifah juga mempertanyakan pemberian bantuan PIP yang dianggap tidak tepat sasaran, karena beberapa penerimanya berasal dari keluarga mampu, seperti anak dokter dan ASN. Ia sendiri sempat mendapat bantuan tersebut, meskipun keluarganya tergolong mampu secara administratif.

"Kita udah nolak, cuma katanya harus tetap menerima," ujar Hanifah. Ia mengaku menggunakan dana itu untuk melunasi tunggakan SPP dan kebutuhan sekolah lainnya.

Demi Kebaikan Adik Kelas Motivasi Hanifah untuk membongkar praktik pungli ini bukan untuk dirinya sendiri, melainkan demi adik kelasnya yang kurang mampu. "Kalau saya nggak speak up, kasihan adik kelas saya. Harus ada perubahan biar bantuan ini tepat sasaran," tegas Hanifah.

Ia juga berharap agar bantuan seperti PIP ke depannya diberikan kepada siswa yang benar-benar membutuhkan, termasuk yatim piatu dan mereka yang berasal dari keluarga miskin.

Kritik PDSS yang Bermasalah Tak hanya mengungkap pungli, Hanifah juga vokal mengkritik kelalaian sekolah dalam menyelesaikan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yang sempat membuat ratusan siswa terancam gagal mengikuti Seleksi Penerimaan Berbasis Prestasi (SPMB).

Ia menyayangkan lambannya respons pihak sekolah yang baru bergerak setelah masalah ini viral di media sosial.

Kategori :