REL, Palembang – Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang kembali menorehkan prestasi membanggakan. Dua motif batik karya warga binaannya, “Bungo Beraes” dan “Manten Sriwijaya”, resmi mendapat pengakuan hak cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Sumatera Selatan.
Penyerahan sertifikat hak cipta tersebut dilaksanakan dalam rangkaian acara perayaan Hari Jadi Kota Palembang ke-1342, yang dipusatkan di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB), Sabtu (21/6/2025).
Sertifikat diserahkan langsung oleh Pelaksana Tugas Kepala Kanwil Kemenkumham Sumsel, Hendrik Pagiling, kepada pencipta masing-masing motif, yakni Rahayu Setyoreni (Bungo Beraes) dan Selvia Mendairty (Manten Sriwijaya), yang selanjutnya dicatat atas nama Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang.
BACA JUGA:10 Rumah Hangus di Tengah Malam
Dengan pengakuan resmi ini, Lapas Perempuan Palembang kini telah memiliki total enam motif batik yang tercatat dan terlindungi hak ciptanya.
“Kami terus berkomitmen memberikan pembinaan berbasis keterampilan kepada warga binaan, salah satunya melalui seni dan kerajinan. Pemberian sertifikat hak cipta ini adalah bentuk pengakuan terhadap karya-karya yang dihasilkan di dalam Lapas,” ujar Kepala Lapas Perempuan Palembang, Desi Andriyani, dalam sambutannya.
Acara berlangsung meriah, tak hanya menjadi momentum penyerahan hak cipta, tetapi juga menjadi panggung bagi warga binaan untuk unjuk bakat dan kreasi.
BACA JUGA:33 Pelaku Pungli di Exit Tol Keramasan Ditindak
Sebanyak 12 warga binaan tampil dalam sesi fashion show, mengenakan busana anggun hasil rancangan sendiri yang memadukan nuansa biru dan pink.
Tak ketinggalan, dua warga binaan lainnya menyumbangkan suara emasnya dalam sesi hiburan menyanyi.
Seluruh penampilan menjadi bagian dari pembinaan seni yang dikembangkan di dalam Lapas Perempuan Palembang. Kain batik, tenun songket, hingga kain jumputan hasil kreasi warga binaan dipamerkan dalam bentuk busana modern yang elegan dan sarat makna budaya lokal.
Salah satu pencipta motif, Rahayu Setyoreni, tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya.
BACA JUGA:Dorong Rehabilitasi, Solusi Masalah Narkotika
“Ini adalah kebanggaan luar biasa. Saya menyaksikan sendiri bagaimana semangat para warga binaan dalam membuat kain batik dengan motif yang telah saya desain. Tidak hanya cantik, tetapi juga penuh makna. Setiap motif menuangkan harapan dan cerita ke dalam setiap helai kain,” ucapnya penuh haru.
Motif “Bungo Beraes” sendiri menggambarkan bunga yang tumbuh mekar sebagai simbol harapan dan perubahan. Sedangkan motif “Manten Sriwijaya” mengangkat filosofi kebangsawanan dan keanggunan khas Palembang, sebagai bentuk pelestarian nilai budaya lokal melalui media kain batik.