Beberapa mitos tentang menstruasi sudah sering terdengar sejak jaman dahulu. Hingga saat ini, banyak wanita di Indonesia yang percaya pada mitos-mitos tersebut. Namun, apakah itu semua benar? Yuk, temukan kebenarannya di sini ya!
Berbagai mitos menstruasi yang tidak terbukti kebenarannya
Di samping fakta menstruasi yang sudah terbukti kebenarannya, mitos-mitos seputar haid juga ikut beredar di masyarakat.
Meski masih banyak yang percaya, mitos-mitos ini kenyataannya tak terbukti secara medis. Apa saja itu?
BACA JUGA:Promosikan Ciri Khas Lahat
BACA JUGA:Ciptakan Kamtibmas Nyaman dan Aman
Berikut ini adalah beberapa mitos seputar menstruasi yang kerap beredar di masyarakat beserta kebenarannya.
1. Anggapan bahwa menstruasi adalah cara tubuh membersihkan diri
Darah haid sering kali dibilang sebagai “darah kotor”, sehingga haid dianggap sebagai cara bagi tubuh untuk ‘membersihkan’ diri sendiri setiap bulan.
Sekilas, pernyataan ini begitu sangat ilmiah. Namun menurut Maria Sophocles, M.D, seorang dokter kebidanan dan kandungan dari Penn Medicine Princeton, anggapan tersebut salah jika dilihat secara teori.
Menstruasi menandai akhir dari rutinitas bulanan rahim, di mana lapisan jaringan rahim tumbuh sebagai persiapan akan kehadiran embrio.
Nah, jika tidak ada embrio yang hadir, jaringan ini akan luruh bersama darah. Hal inilah yang disebut dengan menstruasi. Jadi, darah haid bukanlah darah kotor.
2. Mitos minum air dingin menunda datangnya menstruasi
Banyak orang percaya jika mengonsumsi minuman dingin saat haid akan menunda datangnya si tamu bulanan karena darah haid akan membeku “kedinginan” dan dinding rahim mengeras.
Faktanya, minuman dingin tidak berpengaruh apa pun pada kelancaran atau terhambatnya menstruasi seseorang.