REL, Tangerang Selatan - Jasad pria berinisial AH (31) ditemukan terbungkus sarung di sebuah warung Madura di Kampung Dukuh, Ciputat. Pelaku pembunuhan, yang merupakan keponakan korban, berinisial FA (23), mengaku sangat menyesal atas perbuatannya. Ia tak menyangka bahwa emosinya yang memuncak telah berujung pada tindakan yang menghilangkan nyawa sang paman.
"Saya menyesal terhadap perilaku saya dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sempat saya tersungkur, Pak, pas ngelakuin itu, sempet menyesal, kok sampai segitunya," ujar FA dalam jumpa pers di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2024).
FA mengaku menghabisi nyawa AH seorang diri karena tersulut emosi setelah disuruh menjaga warung saat ia sedang beristirahat. "Indomie-nya dari kan saya ngambilnya itu pas Jumatan, saya masih bisa nahan, Bapak, (korban inisial AH), yang jumatan itu abang saya, Bapak.
Tadinya mau pas datang Jumatan itu tapi saya masih bisa nahan Bapak karena pada saat itu saya masih jam istirahat. Saya masih istirahat terus disuruh jaga lagi Bapak," ujar FA.
FA juga mengungkapkan bahwa selama bekerja dengan korban, ia selalu diberikan upah. "Iya betul (digaji) Bapak. Dapet Bapak per tiap bulannya dapet, saya simpen di dalam tas," tambahnya.
Korban dibunuh di warung Madura miliknya pada Jumat (10/5) sekitar pukul 16.00 WIB. Jasad korban kemudian dimasukkan ke karung sekitar pukul 21.00 WIB. Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Titus Yudho Ully, mengungkapkan bahwa motif pembunuhan dilakukan karena pelaku merasa sakit hati akibat sering dimarahi oleh korban.
"Kalau motifnya itu dia sakit hati, pelaku ini kan masih keponakan, dia kerja bareng sama si korban jaga toko Madura itu," kata Titus.
Korban, yang berasal dari Sumenep, Jawa Timur, sebelumnya membawa FA dari kampung halaman ke Pamulang untuk membantunya berjualan di warung Madura miliknya. Namun, FA merasa bahwa ia sering dimarahi oleh korban dan merasa diperlakukan tidak adil.
BACA JUGA:Dua Pemuda Panik Saat Ditemui Polisi, Sabu Seberat 1,25 Gram Disita sebagai Barang Bukti
"Jadi dia itu sering dimarahi. Itu kan tokonya 24 jam. Dia merasa sudah kerja bagus, tapi sering dibangunkan subuh-subuh, 'Kalau kerja lu tidur aja, jangan di sini', begitu beberapa kali," jelas Titus berdasarkan keterangan pelaku.
Sebelum pembunuhan, FA mengatakan bahwa korban menarik kain sarungnya dan kembali memarahinya menggunakan bahasa Madura. "Kayak ditarik sarungnya, terus dimarahin pakai bahasa Madura, kurang lebih intinya, 'Kalau kamu di sini cuma tidur-tidur, ngapain di sini? Pergi saja, pulang lagi ke kampungmulah'," terang Titus.
Perlakuan tersebut membuat FA merasa sakit hati dan gelap mata. Ia kemudian membacok korban menggunakan golok pemotong kelapa di warung Madura tersebut pada Jumat (10/5) sekitar pukul 16.00 WIB.
Kejadian tragis ini mengungkapkan dampak dari konflik internal yang berlarut-larut dan bagaimana emosi yang tidak terkontrol dapat berujung pada tindakan yang fatal. Kasus ini tengah ditangani oleh pihak kepolisian dan FA akan menjalani proses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.*
BACA JUGA:Antoni, Pengedar Narkoba, Ditangkap Tim Elang Satresnarkoba Polres Mura