REL, Empat Lawang - Di tengah hari-hari libur yang biasanya digunakan untuk bersantai, anak-anak, remaja, pemuda, dan bahkan bapak-bapak di Desa Sawah, Kecamatan Muara Pinang, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan, memilih untuk beraktivitas yang cukup unik - berburu babi.
Menurut data yang dihimpun rakyatempatlawang.disway.id, para laki-laki di desa ini, mulai dari anak-anak hingga dewasa, hobi berburu babi.
Setiap minggunya, mereka akan pergi berburu di hutan atau kebun yang berbeda-beda. Empat Lawang sendiri masih didominasi oleh hutan dan kebun, sehingga tak heran jika masih banyak babi liar yang berkeliaran di daerah tersebut, terlebih di area Desa Sawah dan sekitarnya.
Tradisi berburu babi ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di sini. Anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, remaja di SMP dan SMA, bahkan para bapak-bapak turut serta dalam kegiatan ini. Mereka mengaku menikmati dan bahkan memiliki hobi dalam berburu babi.
BACA JUGA:Dana DBH Bisa untuk Iuran BPJS
Namun, ini bukan sekadar kegiatan untuk kesenangan semata. Bagi masyarakat di Empat Lawang, berburu babi juga memiliki nilai penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di daerah mereka.
Babi liar dapat menjadi ancaman bagi tanaman-tanaman di kebun, sehingga kegiatan berburu ini juga dianggap sebagai bentuk upaya untuk menjaga hasil pertanian dan memastikan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun berburu babi telah menjadi kegiatan rutin bagi sebagian besar masyarakat di Empat Lawang, hal ini tetap memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat luas.
Beberapa pihak menganggap bahwa berburu babi adalah kegiatan yang menyenangkan sekaligus menyumbang dalam menjaga ekosistem.
Namun, di sisi lain, ada juga yang menentang kegiatan ini dengan alasan perlindungan hewan dan keberlangsungan spesies.
Upaya untuk mencari keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan pelestarian lingkungan merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam konteks ini.
BACA JUGA:Harga Karet Anjlok, Petani Tanam Sawit
Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait untuk menemukan solusi yang mengakomodasi kepentingan semua pihak dan menjaga keberlangsungan ekosistem di daerah ini.
Tentu saja, keberadaan tradisi berburu babi di Empat Lawang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melihat dan memahami kehidupan masyarakat lokal serta interaksi mereka dengan lingkungan sekitar.
Hal ini juga dapat menjadi kesempatan untuk membangun kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dalam upaya pelestarian alam.