Makan 400 T
Tampilan Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mhafud MD dalam debat cawapres Pemilu 2024 yang digelar KPU, Jumat malam, 22 Desember 2023.-Tangkap layar youtube KPU---
Oleh: Dahlan Iskan
Berdiri. Di alam terbuka. Malam hari. Di suhu yang minus satu derajat.
Saya lihat di sana-sini terserak salju tipis. Baju sudah rangkap empat. Masih juga kedinginan. Mungkin karena saya tidak mengerti apa yang saya tonton.
Saya hanya menemani cucu-cucu yang ingin ke Universal Studios –di luar kota Beijing, tadi malam.
Lokasinya di depan istana Harry Potter.
BACA JUGA:Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara
BACA JUGA:Gelar Sidang Pranikah bagi Pegawai yang Akan Menikah
Salah satu cucu berusaha menjelaskan jalan cerita adegan magic Harry Potter. Dia sendiri pakai baju, dasi. dan kacamata ala Harry Potter.
Pikiran saya terbagi dua: sebagian ke ceritanyi. Sebagian ke medsos yang mempersoalkan gagasan Gibran Rakabuming Raka yang mengalokasikan dana Rp 400 triliun untuk makan siang gratis di seluruh Indonesia.
Ada satu ejekan di medsos yang terus hidup di benak saya. "Rp 400 triliun kok hanya untuk mengisi toilet," tulis seorang komentar di medsos.
Banyak sekali reaksi sejenis. Dengan nada yang mirip-mirip. Mungkin ada yang mengatakannya berdasar suara hati nurani. Ada juga yang karena beda pandangan politik.
BACA JUGA:Penandatanganan Deklarasi Netralitas ASN
BACA JUGA:Penandatanganan Deklarasi Netralitas ASN pada Pemilu Serentak 2024
Saya mencoba memahami bagaimana pelaksanaan makan gratis Rp 400 triliun itu. Siapa yang diberi makan. Siapa yang membuat makanan. Siapa yang menyalurkan. Bagaimana agar dana itu tidak bocor ke kantong korupsi.