Sejarah Tambang Timah di Bangka Belitung: Dari Zaman Kolonial hingga Era Moderen
Sejarah tambang Bangka Belitung -Doc/Foto.Ist-
Perkembangan Tambang di Era Kolonial Belanda
Pada pertengahan abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan tambang yang dikenal sebagai Banka Tin Winning Bedrijf (BTW), yang mengelola sebagian besar tambang timah di Bangka.
BTW menggunakan metode pertambangan modern pada masa itu, termasuk penggunaan pompa uap untuk mempermudah penggalian timah.
Operasi BTW tidak hanya memperkaya kas kolonial tetapi juga menempatkan Bangka sebagai salah satu produsen timah terbesar di dunia.
BACA JUGA:PT Bumi Resources Tbk (BUMI) , Merupakan Tambang Batu Bara Terbesar di indonesia.
BACA JUGA:4 Raja Pengusaha Tambang Terkaya di Bandar Lampung: Menjaga Kekayaan dari Bumi Lampung
Sementara itu, Pulau Belitung juga menemukan kekayaan timahnya.
Pada tahun 1852, perusahaan tambang Belanda, NV Billiton Maatschappij, didirikan untuk mengeksplorasi dan menambang timah di Belitung.
Seiring waktu, tambang timah di Bangka dan Belitung menjadi pusat penghasil utama logam tersebut.
Pasca Kemerdekaan: Nasionalisasi dan PT Timah
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, industri pertambangan timah di Bangka Belitung mulai diambil alih oleh pemerintah Indonesia.
Proses nasionalisasi tambang-tambang yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda terjadi pada tahun 1958, dan semua operasi tambang timah di Bangka Belitung berada di bawah kendali negara.
Pada tahun 1961, pemerintah Indonesia mendirikan perusahaan tambang milik negara yang dikenal sebagai PN Timah (Perusahaan Negara Timah).
Pada 1976, PN Timah berubah nama menjadi PT Timah Tbk, dan hingga kini, perusahaan ini tetap menjadi salah satu produsen timah terbesar di dunia.
PT Timah tidak hanya melanjutkan tradisi penambangan, tetapi juga memperkenalkan teknologi modern untuk meningkatkan produksi sambil tetap berupaya menjaga kelestarian lingkungan.