Waspada! Penipuan Baru Yang Bisa Kuras Habis Rekening Anda!

Ilustrasi Photo --

REL,BACAKORAN.CO - Penipuan di dunia maya semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Salah satu modus yang kian marak adalah penipuan dengan menyamar sebagai perusahaan besar seperti Apple dan Microsoft. Cara ini dinilai sangat ampuh untuk menjaring calon korban karena memanfaatkan reputasi dan kredibilitas perusahaan besar.

 

BACA JUGA:Setelah 1,5 Tahun Dirawat di Saudi, Jemaah Umrah Asal Madura Kembali ke Tanah Air Didampingi Kemenag

BACA JUGA:6 Rekomendasi Rumah Makan Terenak di Ngawi, Ciptakan Momen Indah Bersama Keluarga

Pemanfaatan Nama Besar untuk Legitimasi

Penjahat siber kerap menggunakan nama perusahaan yang sudah dikenal luas untuk membuat aksi mereka terlihat lebih meyakinkan. “Mereka menggunakan reputasi merek agar tampak lebih nyata,” kata Cliff Steinhauer, Direktur Keamanan dan Keterlibatan Informasi di The National Cybersecurity Alliance, dikutip dari CNBC Internasional. Menurutnya, nama-nama besar seperti Microsoft dan Apple sering digunakan karena masyarakat sudah sangat familiar dengan mereka.

Penipuan ini biasanya meningkat ketika perusahaan-perusahaan besar tersebut merilis produk atau software terbaru. Contohnya adalah peluncuran iPhone 16 oleh Apple awal bulan ini. “Dalam jangka waktu singkat, mereka akan mendapatkan banyak sekali calon korban,” ungkap Nati Tal, Kepala Guardio Labs. Para penipu menggunakan logo dan tampilan visual perusahaan dengan sangat mirip agar terlihat meyakinkan di mata calon korban.

BACA JUGA:Melestarikan Kuliner Tradisional dalam Solo Legend Culinary Festival 2024

BACA JUGA:7 Kuliner Legendaris di Pasar Gede Solo yang Wajib Dicoba

Penggunaan AI dalam Penipuan Online

Kehadiran kecerdasan teknologi buatan (AI) juga mendorong masyarakat dalam membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. AI memungkinkan penipu untuk membuat iklan, email, dan situs web palsu dengan sangat detail dan menyerupai tampilan asli perusahaan. Selain itu, malvertising—iklan palsu yang dipasang di mesin pencarian seperti Google dan Bing—juga menjadi metode umum yang digunakan untuk menjerat korban.

Iklan penipuan ini sering kali muncul bersamaan dengan iklan asli saat pengguna melakukan pencarian. Misalnya, ketika seseorang mencari "Microsoft Support", bisa saja muncul iklan palsu yang menyertakan nomor telepon penipu. “Orang-orang sering memiliki masalah dengan komputer mereka dan mencari bantuan, namun sering kali nomor yang mereka temukan adalah nomor penipu, bukan nomor asli,” jelas Jerome Segura, Direktur Senior Penelitian Malwarebytes.

BACA JUGA:Beberapa Tokoh Tolak Tawaran Menjadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

BACA JUGA:7 Kuliner Legendaris di Pasar Gede Solo yang Wajib Dicoba

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan