Rizal Ramli

PROFIL dan perjalanan karier Rizal Ramli, mantan Menteri Keuangan yang kritis pada pemerintah. Foto: Rizal Ramli bersama Gus Dur.-Istimewa---

Saat Hera berumur 40-an tahun, hal yang tak terduga menimpanyi: kanker payudara. Keluar masuk rumah sakit. Dilakukanlah pemotongan. Sembuh. Keluarga pun tenang. Sampai lima tahun kemudian tidak ada tanda-tanda kankernya muncul lagi –salah satu pertanda berarti kankernyi sudah tidak akan kembali.

Dua tahun kemudian kanker itu ternyata kembali. Ke bagian lain: rahim. Tidak teratasi. Hera meninggal dunia di usia 50 tahun. Rumah yang saya datangi Minggu siang lalu adalah rancangan arsitek Hera. Desainnya minimalis. Ada kolam renang di halaman belakang.

BACA JUGA:Motor Ramadhan Dibawa Kabur saat COD

RR menikah lagi dengan wanita Tionghoa: Liu Siaw Fung –Marijani. Tidak berlangsung lama. Liu meninggal dunia.

Di rumah duka itu tiap malam dilakukan doa. "Nanti malam ganti para kiai dari NU. Papa kan sangat dekat dengan NU," ujar Dhitta. Tahlilan? "Terserah saja. Teman papa begitu banyak ragamnya," ujar Dhitta.

Malam sebelumnya adalah giliran alumni ITB. Sebelumnya lagi teman-temannya sesama aktivis pro-demokrasi. Tidak henti-hentinya.

Saat saya di rumah itu ada seorang penulis muda. Ia baru saja menulis buku tentang Rizal Ramli. Ia lulusan prodi sejarah Universitas Gadjah Mada. Spesialisasinya: biografi. Ia pengagum Rizal Ramli. Sejak tiga tahun lalu.

BACA JUGA:Pria Paruh Baya Tewas Ditabrak Minibus

Namanya: Iryan Ali Herdiansyah. Judul bukunya: Pemimpin Amanah. Dengan subjudul: Seni Memimpin Rizal Ramli Membawa Angin Perubahan. Saya diberi bukunya. Di jalan saya baca buku itu. Isinya bagus sekali menggambarkan cara berpikir dan bertindak Rizal Ramli. Sudah lebih 20 buku ia terbitkan.

"Menurut Anda, mengapa orang sehebat Pak Rizal Ramli tidak bisa jadi presiden?" tanya saya pada Iryan.

Ia terdiam agak lama.

"Mungkin karena Pak Rizal kalau bicara terlalu menyerang," jawabnya.

Anda pun sudah tahu: RR sangat ingin jadi presiden Indonesia. Ia akan memajukan ekonomi negara. Ia tahu caranya. Termasuk cara yang tidak biasa. Ia juga akan habisi korupsi. Termasuk kolusi.

Tapi ia tidak punya partai. Padahal untuk menjadi calon presiden harus diajukan oleh partai politik.

Di sinilah Rizal Ramli terus berkoar: Indonesia tidak akan pernah mendapat pemimpin yang baik. Partai politik telah memonopoli jalur kelahiran pemimpin bangsa. Apalagi ada batasan suara parlemen 20 persen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan