Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia Diprediksi Mereda, Benarkah?

Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia Diprediksi Mereda, Benarkah?--

REL, BACAKORAN.CO — Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia Diprediksi Mereda, Benarkah?

Setelah beberapa waktu dihantam suhu panas ekstrem, Indonesia segera merasakan penurunan suhu yang signifikan seiring peningkatan curah hujan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa faktor meteorologi, termasuk Siklon Tropis Kong-rey yang menjauh dari Indonesia serta fenomena gelombang ekuator Rossby, akan memicu pembentukan awan hujan, terutama di Pulau Jawa.

Pengaruh Siklon Tropis dan Fenomena Rossby Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan, “Siklon Tropis Kong-rey diprediksi melemah dan menjauhi Indonesia, yang didukung oleh nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) negatif di wilayah Jawa.

Dalam beberapa hari mendatang, pembentukan awan hujan diperkirakan meningkat dan membawa dampak pada penurunan suhu di wilayah ini.”

Suhu Panas Ekstrem Tembus 38,4 Derajat Celsius BMKG sebelumnya telah memperingatkan masyarakat tentang suhu panas ekstrem di sejumlah daerah, termasuk Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, yang mencatat suhu mencapai 38,4 derajat Celsius.

BACA JUGA:Microsleep Jadi Penyebab Truk Tabrak Mobil TvOne di Tol Pemalang, Tiga Orang Tewas

BACA JUGA:Janji Prabowo: Gaji Guru Naik Rp2 Juta, Namun Harus Penuhi Kriteria Tertentu!

Ardhasena menyebutkan, beberapa faktor berkontribusi pada suhu tinggi ini, termasuk pengaruh Siklon Tropis Kong-rey yang menarik massa udara dan menghambat pembentukan awan di Pulau Jawa.

Gerak Semu Matahari, Penyebab Cuaca Panas Selain itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyoroti fenomena Gerak Semu Matahari pada Oktober yang menambah intensitas panas.

“Pada bulan ini, posisi Matahari berada dekat selatan ekuator, meningkatkan radiasi matahari dan suhu permukaan, khususnya di Pulau Jawa,” ujarnya. Meski curah hujan diprediksi meningkat pada akhir Oktober, siklon tropis di utara Indonesia tetap berpotensi mengganggu pertumbuhan awan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap perubahan cuaca ini dan mempersiapkan diri menghadapi potensi hujan lebat yang mungkin datang dalam waktu dekat.***

Tag
Share