Tongkang Batu Bara Tersangkut di Jembatan Ampera
VIRAL: Tangkapan layar video viral detik-detik kapal tongkang batubara tersangkut di Jembatan Ampera, Palembang, Kamis (7/11/2024). Foto: dok/ist--
REL, Palembang - Insiden tongkang batu bara yang tersangkut di bawah Jembatan Ampera Palembang pada Kamis (7/11/2024) sore.
Kejadian tersebut baru viral pada Jumat (8/11/2024) setelah beredar video detik-detik tongkang bernomor kapal BG Kapuas Jaya 3020 tersangkut saat hendak melintas di bawah jembatan yang menjadi ikon Kota Palembang, tersebut.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, tongkang tersebut terlihat terhenti di tengah jalur pelayaran.
Diduga, penyebab insiden ini adalah muatan batu bara yang melebihi ketentuan serta ketidaktepatan dalam memperhitungkan ketinggian air Sungai Musi yang tengah tinggi akibat hujan deras.
Tongkang yang mengangkut batu bara dari tambang Muara Enim tersebut sedang dalam perjalanan menuju Jetty PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ).
BACA JUGA:Kawasan BKB Palembang Dapat Sorotan Negatif
BACA JUGA:Bawaslu Empat Lawang Gelar Penguatan Kapasitas Gakkumdu
Tongkang ini ditarik oleh tugboat Johan JAYA 175 yang dikelola oleh PT SWM.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap keamanan pelayaran di sekitar Jembatan Ampera.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Palembang, Capt Bintarto, membenarkan insiden tersebut.
Menanggapi kejadian itu, pihak KSOP segera mengeluarkan surat pemberitahuan yang ditujukan kepada seluruh nahkoda kapal, operator pelayaran, dan perusahaan pelayaran di wilayah tersebut.
Menurut Capt Bintarto, akibat cuaca hujan yang dapat meningkatkan ketinggian air Sungai Musi hingga mencapai 3,60 hingga 3,70 meter, pelayaran di alur Sungai Musi perlu dilakukan dengan kehati-hatian ekstra.
"Seluruh kapal yang melintas di bawah Jembatan Ampera harus memperhatikan ketentuan terkait ketinggian kapal dan muatan, yaitu tidak lebih dari 8 meter dari garis air," tegasnya.
Beberapa pedoman yang wajib dipatuhi oleh kapal-kapal yang berlayar di wilayah ini antara lain memastikan kapal dalam kondisi laik laut, mengoperasikan lampu navigasi serta isyarat bunyi, dan menggunakan sistem navigasi elektronik seperti AIS (Automatic Identification System).