Inflasi Sumsel Naik!

Moh. Wahyu Yulianto. Foto: dok/ist--
REL, Palembang – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,58 persen pada November 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel mengungkapkan, kenaikan harga sejumlah komoditas seperti bawang merah dan tomat menjadi pemicu utama lonjakan ini.
Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menjelaskan inflasi bulanan tercatat dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,48.
"Komoditas penyumbang inflasi utama adalah tomat, bawang merah, emas perhiasan, minyak goreng, dan angkutan udara," ujar Wahyu dalam konferensi pers di Palembang, Senin (2/12).
Harga BBM dan Komoditas Langka, Pemicu Utama
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi di Sumsel mencapai 0,73 persen.
Wahyu menjelaskan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, langkanya minyak goreng curah, serta pasokan tomat dan bawang merah yang terbatas menjadi penyebab utamanya.
“Kabupaten Muara Enim menjadi daerah penyumbang inflasi tertinggi di Sumsel karena kenaikan harga komoditas ini cukup signifikan,” tambah Wahyu.
Kelangkaan pasokan dari sentra produksi membuat harga bawang merah melonjak di pasar tradisional.
Para pedagang di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, juga menghadapi lonjakan permintaan yang tidak sebanding dengan pasokan.
Dampak Inflasi pada Kelompok Pengeluaran
Inflasi yoy di Sumsel dipengaruhi oleh kenaikan pada beberapa kelompok pengeluaran.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar naik 0,68 persen.
Kelompok kesehatan naik 1,78 persen.