Dari Desa Burai hingga Bandara Internasional

WISATA: Objek wisata yang dikembangkan masyarakat di sekitar kawasan permukiman penduduk di desa perbatasan Kota Palembang dengan Kabupaten Banyuasin. Foto: dok/antara--
REL, Palembang – Masyarakat Sadar Wisata (Masata) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus mendorong pengembangan desa wisata di 17 kabupaten/kota dalam provinsi tersebut.
Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Desa wisata dengan potensi unggulan masing-masing daerah perlu terus dikembangkan. Kami bersama pemerintah daerah memfasilitasi masyarakat untuk memanfaatkan potensi desanya menjadi destinasi wisata,” ujar Ketua Masata Sumsel, Herlan Aspiudin, Minggu (15/12/2024).
Herlan menjelaskan, beberapa desa wisata di Sumsel telah meraih prestasi nasional, seperti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Anugerah Pesona Indonesia (API) Award.
Salah satu desa yang menjadi ikon wisata di Sumsel adalah Desa Burai di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.
Desa ini meraih juara II kategori Ekowisata Terpopuler pada API Award 2020 berkat pemandangan warna-warni yang unik dan ramah lingkungan.
Contoh lain adalah Desa Sungsang di Kabupaten Banyuasin, yang terkenal dengan hutan mangrove dan perairan sungainya.
Selain itu, Saung Bambu Pelangi di perbatasan Palembang-Banyuasin juga menjadi daya tarik tersendiri dengan keindahan khas pedesaan.
Pada 2023, Desa Gajah Mati di Kecamatan Babat Supat dan Desa Tegal Mulyo di Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin, mencatat prestasi membanggakan melalui penghargaan Anugerah Pesona Desa Wisata Sumsel.
Desa Gajah Mati dikenal dengan objek wisata "Embung Senja" dan inovasi kelembagaannya, sementara Desa Tegal Mulyo menawarkan pengalaman homestay yang autentik dan menarik.
Penjabat Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, menegaskan pentingnya pengembangan desa wisata untuk memberikan variasi destinasi bagi wisatawan lokal dan mancanegara.
Ia juga berkomitmen untuk mengembalikan status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang menjadi bandara internasional.
“Status bandara internasional sangat penting untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional ke Palembang dan daerah sekitarnya,” jelasnya.
Kepala Disbudpar Sumsel, Pandji Tjahjanto, menyebutkan bahwa meskipun Bandara SMB II belum berstatus internasional, wisatawan mancanegara tetap berkunjung.