Terowongan Garahan Jember: Antara Uji Coba Kereta Baru dan Cerita Mistis
Terowongan Garahan Jember: Antara Uji Coba Kereta Baru dan Cerita Mistis--
RAKYATEMPATLAWANG – Uji coba kereta dengan rangkaian Stainless Steel New Generation (SSNG) pada jalur Purwokerto-Banyuwangi menjadi perhatian publik, terutama setelah rangkaian KA Logawa tersendat di Terowongan Garahan, Silo, Jember.
Terowongan Garahan, yang berusia lebih dari 100 tahun, menjadi sorotan karena dimensi bodi SSNG sedikit lebih besar dibandingkan rangkaian sebelumnya. PT KAI mencatat bahwa ketinggian SSNG meningkat sekitar 4,5 sentimeter dari generasi lama, meskipun dimensi lainnya tetap sama.
“Secara spesifikasi, SSNG sudah sesuai. Namun, evaluasi diperlukan agar kereta dapat melaju tanpa hambatan,” ujar Raden Agus Dwinanto Budiadji, EVP Corporate Secretary PT KAI.
Terowongan ini merupakan salah satu dari lima terowongan terpanjang di Indonesia yang dibangun pada tahun 1901 dengan kerja rodi. Selain nilai sejarahnya, Terowongan Garahan juga dikenal dengan cerita mistis yang kental, mirip dengan Terowongan Ijo di Kebumen.
Mitos lokal menyebutkan adanya gangguan supranatural yang diyakini sebagian masyarakat menjadi penyebab tersendatnya perjalanan kereta.
BACA JUGA:Legenda Dewi Toino dan Mitos Mata Air Enteng Jodoh di Sleman
Dalam uji coba, PT KAI menerapkan prosedur dinamis dengan gerbong bergerak perlahan sambil dilakukan pengukuran ruang, terutama pada area sempit seperti terowongan. Meski demikian, hambatan teknis tetap menjadi tantangan utama.
Untuk mengatasi kendala ini, PT KAI Daop 9 Jember membuka opsi pembangunan terowongan baru di sekitar Gumitir, tanpa menghilangkan nilai sejarah Terowongan Garahan.
Langkah ini bertujuan memastikan rangkaian kereta modern dapat melintas dengan lancar tanpa mengorbankan warisan budaya.
Uji coba SSNG pada KA Logawa menjadi bagian dari komitmen PT KAI dalam menghadirkan layanan kereta yang lebih elegan dan berkecepatan tinggi, hingga 120 km/jam. Namun, keberhasilan teknis harus tetap bersinergi dengan pelestarian sejarah dan kepercayaan lokal.
Terowongan Garahan tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan KA Logawa, tetapi juga simbol warisan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat Jember. (*)