Rupiah Lebih Stabil Dibanding Mata Uang Korea hingga Jepang, Sri Mulyani Ungkap Rahasianya
Mentri Keuangan Indonesia Sri Mulyani -Doc/Foto.Ist-
REL,BACAKORAN.CO - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa nilai tukar Rupiah menunjukkan ketahanan yang lebih baik dibandingkan sejumlah mata uang negara lain, meskipun melemah sebesar 4,34% secara year-on-year (yoy) sepanjang tahun 2024.
Dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta pada Jumat (24/1/2025), Sri Mulyani menjelaskan bahwa Rupiah menguat terhadap beberapa mata uang negara maju di luar dolar AS dan stabil dibandingkan mata uang negara berkembang lainnya seperti won Korea, yen Jepang, peso Meksiko, real Brasil, dan lira Turki.
“Nilai tukar Rupiah menunjukkan stabilitas meski tekanan global meningkat. Ini mencerminkan kepercayaan pasar pada fundamental ekonomi Indonesia,” ujar Sri Mulyani.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Polres OKU Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Sopir Bus AKAP Demi Keamanan Liburan Anda!
Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Tetap Terjaga
Sri Mulyani juga memaparkan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dalam triwulan IV-2024, ekonomi global diwarnai divergensi pertumbuhan antara negara maju seperti Amerika Serikat yang masih kuat, serta Eropa dan Tiongkok yang terus berjuang memulihkan ekonominya.
Faktor utama yang menjaga stabilitas ini adalah daya tahan ekonomi domestik yang didukung oleh peningkatan investasi, konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, serta aktivitas ekonomi terkait Pemilihan Kepala Daerah serentak dan libur akhir tahun.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5% yoy di tahun 2024 dan meningkat menjadi 5,2% yoy pada 2025,” jelasnya.
Surplus Neraca Perdagangan dan Inflasi Terkendali
Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan selama lima tahun berturut-turut hingga 2024. Selain itu, Indeks PMI Manufaktur kembali ke zona ekspansif pada Desember, menandakan aktivitas manufaktur yang sehat.
Di sisi lain, inflasi sepanjang tahun 2024 tercatat terkendali, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi sebesar 1,57% yoy pada Desember 2024.
Penurunan inflasi terutama terjadi pada sektor volatile food berkat peningkatan pasokan pangan dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.