Mewujudkan Hilirisasi Nikel Berkelanjutan: Tiga Langkah untuk Menjaga Ekosistem dan Meningkatkan Kesejahteraan

Doc/Foto/Ist--

REL,BACAKORAN.CO - Indonesia, yang saat ini menjadi produsen utama nikel, menghadapi tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan ekosistem sambil mendukung transisi energi hijau.

Dengan meningkatnya permintaan global untuk nikel, yang esensial bagi kendaraan listrik dan energi terbarukan, dampak lingkungan, terutama di Sulawesi, semakin mengkhawatirkan.

Deforestasi yang pesat dan kerusakan habitat satwa liar menambah tekanan terhadap keanekaragaman hayati yang sangat penting.

Meskipun ada dampak negatif, penambangan juga membawa manfaat bagi masyarakat lokal, seperti perbaikan infrastruktur dan pendapatan dari tambang.

BACA JUGA:Satreskrim Polres muba Behasil Tangkap Pemilik Sumur Illegal Terbakar Hebat

Untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan penambangan nikel berkelanjutan, terdapat tiga rekomendasi utama yang dapat diterapkan:

1. Memperkuat Standar Lingkungan dan Sosial

Pemerintah dan perusahaan tambang harus menerapkan regulasi ketat mengenai deforestasi, pengelolaan air, dan perlindungan masyarakat serta pekerja.

Menggunakan kerangka kerja seperti OECD Due Diligence Guidelines dapat membantu mengurangi dampak buruk dari aktivitas pertambangan.

2. Memastikan Partisipasi Masyarakat

Proses konsultasi dan persetujuan yang inklusif, dengan melibatkan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan, sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat dari penambangan dirasakan oleh masyarakat dan dampak negatifnya diminimalkan.

BACA JUGA:Satreskrim Polres muba Behasil Tangkap Pemilik Sumur Illegal Terbakar Hebat

3. Membangun Pemantauan dan Akuntabilitas yang Kuat

Pemantauan rutin oleh pihak independen, seperti LSM dan kelompok lokal, dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan