90% Penerbangan Domestik Gunakan Uang Negara, Pengamat: Perjalanan Dinas Harus Diefisiensi

--
Beberapa rute penerbangan, khususnya ke daerah yang bergantung pada perjalanan dinas pejabat, mulai ditutup.
"Dari Jakarta ke Tanjung Pinang katanya hilang. Kasihan kan. Orang yang ke sana itu pejabatnya. Kalau nggak ada perjalanan dinas, siapa yang ke sana?" ungkap Djoko.
Namun, ia menegaskan bahwa efisiensi tetap diperlukan, dan perjalanan dinas tetap akan ada meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit.
"Tetap ada perjalanan dinas. Tidak boleh tidak. Cuma dikurangi. Pusat tetap harus tahu kondisi daerah," tegasnya.
BACA JUGA:Program Cek Kesehatan Gratis Disambut Antusias Warga
Penyesuaian di Industri Penerbangan
Djoko juga menyebut bahwa kondisi ini bisa menciptakan keseimbangan baru dalam industri penerbangan.
Menurutnya, sebelumnya terjadi keluhan tentang kekurangan pesawat, sehingga dengan adanya pengurangan perjalanan dinas, maskapai bisa mengatur ulang strategi penerbangan mereka.
"Kemarin dibilang kurang pesawat. Sekarang ada pengurangan perjalanan dinas, jadi bisa diatur ulang lagi. Ini soal keseimbangan," pungkasnya.
BACA JUGA:Segera Kirim Laporan Kinerja Sebelum Batas Akhir
Kesimpulan
Dengan fakta bahwa 90% penerbangan domestik masih dibiayai negara, upaya efisiensi dalam perjalanan dinas menjadi penting untuk menjaga anggaran tetap terkendali.
Namun, kebijakan ini juga perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak merugikan industri penerbangan yang masih dalam tahap pemulihan.
Pemerintah perlu menemukan keseimbangan antara efisiensi anggaran dan keberlangsungan industri penerbangan, serta memastikan bahwa perjalanan dinas tetap berlangsung untuk mendukung pengawasan dan koordinasi antara pusat dan daerah.***