Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal: Keutamaan, Niat, dan Pandangan Ulama

--

REL, EMPATLAWANG - Setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkannya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal. 

Amalan ini memiliki keutamaan yang besar dan disebutkan dalam berbagai hadits Nabi Muhammad SAW.

Namun, bagaimana sebenarnya hukum puasa 6 hari di bulan Syawal? Berikut ulasannya!

BACA JUGA:Kabar Gembira! Dua Ruas Tol Digratiskan Saat Arus Balik Lebaran 2025

Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Puasa enam hari di bulan Syawal merupakan amalan sunnah yang dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ayyub al-Anshari:

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan lalu dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa selama setahun." (HR. Muslim)

Mayoritas ulama sepakat bahwa puasa Syawal hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), tetapi bukan wajib seperti puasa Ramadhan. Namun, ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai cara pelaksanaannya:

Mazhab Hanafi: Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa puasa Syawal makruh jika dilakukan berturut-turut, karena dikhawatirkan disalahpahami sebagai bagian dari puasa Ramadhan.

Mazhab Maliki: Dianjurkan dilakukan secara terpisah di sepanjang bulan Syawal.

Mazhab Syafi'i dan Hanbali: Lebih utama jika dilakukan berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri, tetapi boleh juga dilakukan secara terpisah.

BACA JUGA:Jusuf Hamka Rencanakan Gratiskan Tol Cisumdawu untuk Arus Balik Lebaran 2025

Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Niat puasa Syawal cukup diucapkan dalam hati, tetapi boleh juga dilafalkan:

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan