Rencana Evakuasi Warga Palestina oleh Presiden Prabowo Tuai Pro-Kontra, MUI: Bisa Untungkan Penjajah

Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis-ist-

REL, Jakarta – Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi sementara warga Palestina dari Gaza ke Indonesia menuai respons beragam dari masyarakat.

Meski bertujuan kemanusiaan, langkah tersebut mendapat penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang khawatir evakuasi ini justru menguntungkan agenda penjajahan Israel.

Presiden Prabowo mengungkapkan rencana tersebut sebagai bentuk kepedulian Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina akibat konflik berkepanjangan dengan Israel.

Ia menegaskan, evakuasi yang dimaksud bersifat sementara dan tidak bertujuan memindahkan warga Palestina secara permanen.

BACA JUGA:Cocok Buat Santai Bareng Keluarga, Ini 5 Rekomendasi Wisata Kuningan 2025

“Kita ingin berbuat sesuatu untuk membantu penderitaan rakyat Palestina yang begitu dahsyat. Tapi ini bukan relokasi permanen,” tegas Prabowo usai menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Turki, Jumat (11/4/2025).

Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan bahwa pihaknya masih berkonsultasi dengan para pemimpin negara di Timur Tengah, termasuk Palestina, mengenai mekanisme teknis evakuasi tersebut.

Namun, MUI melalui Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menyampaikan penolakan terhadap rencana ini.

Menurutnya, evakuasi justru membuka peluang bagi Israel untuk semakin menguasai wilayah Gaza yang ditinggalkan warganya.

BACA JUGA:Wacana Pemekaran Bengkulu, Curup dan Pagar Alam Ditunjuk Jadi Ibukota 2 Provinsi Baru, Ini 11 Kabupaten Kota y

“Niatnya mulia, tapi strateginya keliru. Kalau wilayah Gaza dikosongkan, itu justru menguntungkan penjajah. Kita seperti membantu mereka tanpa sadar,” ujar Cholil dalam vodcast KompasTV On Point with Adisty.

Cholil menilai, jika warga Gaza yang terluka harus dievakuasi, seharusnya dilakukan ke lokasi terdekat, bukan sampai ke Indonesia.

Menurutnya, pengobatan bisa dilakukan di wilayah Gaza atau negara tetangga, tanpa harus memindahkan mereka jauh dari tanah kelahiran mereka.

“Kalau tempatnya tidak layak, bisa dibawa ke tempat terdekat. Jangan sampai niat membantu malah mendukung penjajahan,” tegasnya.

BACA JUGA:Butuh Menyepi Saat Libur Lebaran? Ini 5 Pantai Tersembunyi di Pacitan yang Wajib Kamu Coba!

MUI menegaskan bahwa segala bentuk relokasi permanen warga Palestina bertentangan dengan fatwa yang mewajibkan umat Islam membantu perjuangan kemerdekaan Palestina dan menolak penjajahan dalam bentuk apa pun.

Rencana Prabowo ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerjanya ke lima negara, yakni Persatuan Emirat Arab, Turki, Qatar, Mesir, dan Yordania.

Dalam kunjungannya, ia menggalang dukungan dan masukan dari negara-negara Timur Tengah mengenai cara terbaik membantu rakyat Palestina tanpa mencederai perjuangan mereka. **

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan