Gebu Minang Sumsel Resmi Dilantik

REL, Palembang – Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Cik Ujang menghadiri acara pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang) Sumsel periode 2024–2029 yang berlangsung meriah di Ballroom Hotel Arya Duta Palembang, Kamis malam (17/04/2025).

Acara yang sarat nuansa budaya ini dihadiri sejumlah tokoh penting seperti Ketua Umum DPP Gebu Minang Dr. H. Oesman Sapta DT. Bandaro Sutan Nan Kayo, Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., serta para tokoh masyarakat Minangkabau dari berbagai daerah.

Pada momen bersejarah ini, Yospen Hendra, Katik Marajo resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum DPD Gebu Minang Sumsel untuk periode 2024–2029. Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Umum DPP Gebu Minang Dr. H. Oesman Sapta.

BACA JUGA:Pastikan Penanganan Banjir Tidak Dilakukan Sendirian

Wakil Gubernur Sumsel dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan pelantikan ini dan berharap Gebu Minang dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong pembangunan daerah.

"Selamat kepada para pengurus yang baru dilantik. Semoga mampu mengemban amanat, serta mendukung program-program Pemerintah Provinsi Sumsel dan memberi manfaat luas bagi masyarakat," ujar Cik Ujang.

Sementara itu, dalam orasi perdananya sebagai Ketua Umum DPD, Yospen Hendra mengajak seluruh pengurus dan anggota untuk aktif melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau dan menjadikan Gebu Minang sebagai wadah produktif.

"Ini adalah amanah besar. Kami akan mengupayakan roda organisasi berjalan dengan baik dan berkualitas. Dukungan dari semua pihak sangat kami harapkan untuk menjalankan program-program strategis yang telah disusun," ungkapnya.

BACA JUGA:Kapolda Sumsel Tinjau Langsung Pelaksanaan PSU di Empat Lawang, Imbau Masyarakat Jaga Kondusivitas

Acara pelantikan ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya Minangkabau, seperti tarian tradisional khas Sumatera Barat yang menambah kehangatan suasana.

Dengan pelantikan ini, Gebu Minang Sumsel diharapkan mampu menjadi jembatan budaya, ekonomi, dan sosial yang memperkuat solidaritas masyarakat Minang, baik di perantauan maupun di kampung halaman. (*)