Gubernur Konten, Dedi Mulyadi Pangkas Biaya Iklan dari Rp 50 M Jadi Rp 3 M lewat Konten Viral

--

Ral, jakarta — Julukan baru melekat pada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia disebut sebagai “Gubernur Konten” oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud karena kiprahnya yang aktif memproduksi dan menyebarkan konten-konten viral di media sosial.

Penyebutan itu terjadi dalam rapat kerja antara sejumlah gubernur dengan Komisi II DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Rudy menyampaikan penghormatannya kepada seluruh pejabat yang hadir, termasuk Wakil Menteri Dalam Negeri dan para gubernur.

BACA JUGA:Pj Bupati Fauzan Khoiri Paparkan Capaian Pembangunan Empat Lawang di Peringatan HUT ke-18

“Yang saya hormati Bu Wamendagri, terima kasih banyak Ibu Wamen, dan seluruh gubernur yang hadir hari ini. Kang Dedi, Gubernur Konten. Mantap nih Kang Dedi,” ucap Rudy yang disambut tawa para peserta rapat.

Julukan tersebut rupanya disambut hangat oleh Dedi Mulyadi. Dalam pemaparannya, Dedi menjelaskan bahwa kegiatan produksi konten yang ia lakukan bukan semata untuk popularitas, melainkan menjadi strategi komunikasi publik yang efektif sekaligus efisien.

“Alhamdulillah, dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,” kata Dedi.

BACA JUGA:Eks Sekcam dan Dua Warga Dibacok Saat Salat Subuh di Musala Bojonegoro, Satu Tewas

Menurut Dedi, selama ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan anggaran belanja iklan hingga mencapai Rp 50 miliar per tahun.

Dana tersebut digunakan untuk kerja sama dengan berbagai media dalam rangka publikasi program dan kegiatan pemerintah.

Namun sejak ia mulai aktif memproduksi konten sendiri dan menyebarkannya melalui kanal pribadi seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan Facebook, biaya itu berhasil ditekan secara drastis.

“Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp 50 miliar. Sekarang cukup Rp 3 miliar, tapi viral terus. Terima kasih,” tambah Dedi.

BACA JUGA:Eks Sekcam dan Dua Warga Dibacok Saat Salat Subuh di Musala Bojonegoro, Satu Tewas

Konten-konten yang dibuat Dedi umumnya menyoroti persoalan sosial, budaya, hingga potret kehidupan masyarakat kecil yang jarang mendapat perhatian media arus utama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan