Wisata Religi ke Kadilangu: Menelusuri Jejak Sunan Kalijogo, Wali Budaya Nusantara

Reporter: Edo |

Editor: Edo |

Minggu , 25 May 2025 - 07:00

Makam sunan kali jaga --

wisata religi ke kadilangu: menelusuri jejak sunan kalijogo, wali budaya nusantara                            rel,demak – hujan pagi itu mulai reda. rintik-rintik gerimis membasahi desa kadilangu, demak, namun tidak menyurutkan semangat para peziarah yang datang dari berbagai daerah.
mereka semua menuju satu tujuan: makam kanjeng sunan kalijogo, salah satu wali songo yang paling fenomenal dan penuh kisah unik dalam penyebaran islam di tanah jawa.
berbeda dari wali lainnya yang identik dengan jubah dan sorban, sunan kalijogo dikenal dengan gaya berpakaian khas jawa: baju lurik hitam dan blangkon.
kesederhanaannya membuat beliau begitu dekat dengan masyarakat, tak hanya dalam cara berdakwah, tetapi juga dalam kesehariannya.
dakwahnya pun menyentuh melalui jalur budaya: wayang, tembang jawa, dan seni ukir menjadi alat untuk menanamkan ajaran islam tanpa memaksa.
baca juga:honor 400 siap gegerkan pasar hp indonesia! kamera 200mp, ai canggih & fast charging ngebut, harganya?
saat memasuki kompleks pemakaman melalui pintu samping yang terhubung langsung dengan masjid peninggalan beliau, suasana terasa syahdu.
lorong menuju makam dipenuhi para pedagang yang ramah dengan dagangan beraneka ragam mulai dari souvenir bertema wali songo hingga kuliner khas.
harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau, tidak seperti beberapa destinasi wisata religi lain.
di sepanjang lorong, peziarah akan menemui sejumlah pengemis yang meminta dengan sopan.
tak ada paksaan, dan jika ditolak dengan halus, mereka akan langsung menyingkir. ini menjadi pemandangan yang jarang ditemukan di tempat serupa.
baca juga:waterpark baru di lampung selatan viral di media sosial, tawarkan 7 jenis kolam untuk semua usia
memasuki area utama makam, pengunjung diwajibkan melepas alas kaki. petugas menyediakan kantong plastik dan tempat penitipan sandal bagi kenyamanan.
meskipun hari hujan, lorong-lorong menuju makam tetap nyaman dilewati karena sudah dilengkapi atap pelindung.
sebelum berziarah, pengunjung diarahkan mengisi buku tamu. tak ada tiket masuk, hanya anjuran sedekah seikhlasnya.
di kompleks ini dimakamkan pula keturunan sunan kalijogo, para penguasa kadilangu zaman kesultanan demak dengan gelar panembahan dan pangeran wijil.
salah satu hal yang mencuri perhatian adalah keberadaan makam aryo penangsang—tokoh kontroversial dalam sejarah jawa.
meski disebut dimakamkan di beberapa tempat lain, seperti blora dan ogan ilir, sumatera selatan, kehadiran makam ini di kadilangu menambah aura sejarah yang begitu kuat.
baca juga:helmi hasan ungkap 100 rumah rusak akibat gempa bengkulu, separuh dinyatakan rusak berat
makam utama sunan kalijogo berada dalam cungkup tertutup dan hanya dibuka pada hari-hari tertentu: jumat pon, jumat kliwon, jumat pagi, serta saat idul fitri dan idul adha.
namun, dari luar pun aura spiritualnya begitu terasa. doa-doa terus dipanjatkan oleh para peziarah yang datang dengan penuh kekaguman dan rasa hormat.
di dekat pintu keluar, terdapat peninggalan bersejarah: gentong tempat wudhu milik sunan kalijogo.
konon gentong ini sudah berusia lebih dari 500 tahun dan masih terawat dengan baik, menjadi simbol kesucian dan keteladanan.
ziarah ke makam sunan kalijogo bukan sekadar perjalanan religi, tapi juga perjalanan budaya dan sejarah.
di sinilah kita belajar bahwa islam bisa hadir secara damai, menyatu dengan kearifan lokal, tanpa harus menghapus akar budaya yang telah lama tumbuh di masyarakat.***