Muba Tuan Rumah Dialog Karet Berkelanjutan

Acara yang diselenggarakan oleh Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (PISAgro) di Auditorium Pemkab Muba. Foto : Eggy/REL--

REL, Sekayu - Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pertanian berkelanjutan dengan menjadi tuan rumah Dialog Yuridiksi Karet.

Acara yang diselenggarakan oleh Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (PISAgro) di Auditorium Pemkab Muba ini berfokus pada "Mendorong Karet Berkelanjutan di Indonesia melalui Ketelusuran dan Inklusi Petani".  

Kegiatan ini didukung penuh oleh Dinas Perkebunan Muba dan bertujuan untuk mencari solusi inovatif bagi sektor karet.

Dialog ini dirancang untuk memfasilitasi diskusi teknis dan pertukaran pengetahuan antar berbagai pemangku kepentingan dalam rantai pasok karet. Harapannya, hasil dari diskusi ini akan menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat diimplementasikan di tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional. 

BACA JUGA:Naik Kelas! Kemendikdasmen Dorong Instruktur LKP Magang di Industri lewat Program 2025

Wakil Bupati Muba, Kyai Rohman, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Muba sebagai tuan rumah. Beliau menekankan pentingnya dialog ini sebagai upaya mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi petani, terutama terkait fluktuasi dan rendahnya harga jual karet. 

"Semoga diskusi ini dapat menghasilkan langkah nyata yang berkelanjutan untuk para petani," harapnya. 

Insan Safaat, Direktur Eksekutif PISAgro, melihat Muba sebagai sentra produksi karet dengan potensi besar. Ia menyoroti pentingnya semangat gotong royong dalam menghadapi tantangan di sektor pertanian, khususnya dalam memenuhi permintaan pasar global akan komoditas berkelanjutan.

Hal senada juga disampaikan oleh Agung Nugroho, Ketua Kelompok Kerja Karet PISAgro, yang meyakini dialog ini akan memperkuat hilirisasi karet di Muba. 

BACA JUGA:Disiplin Sejak Dini! 5 Kebiasaan Anak Sekolah Jepang yang Patut Ditiru Pelajar Indonesia

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Muba, Akhmad Toyibir, menyoroti tuntutan pasar global, terutama dari Uni Eropa, terkait produk bebas deforestasi (EUDR). Ia menekankan bahwa ini memerlukan kolaborasi erat dari berbagai pemangku kepentingan, tidak hanya pemerintah, tetapi juga perusahaan offtaker dan mitra lainnya.

Program yang digagas oleh PISAgro bersama konsorsium LTKL ini dianggap sebagai langkah positif menuju pencapaian tujuan tersebut.  

Dengan adanya dukungan dari semua pihak, diharapkan proses penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) bagi petani karet di Musi Banyuasin dapat dimaksimalkan. STDB sangat krusial sebagai bukti bahwa kebun karet di daerah tersebut bebas dari praktik deforestasi, memenuhi standar keberlanjutan global.

BACA JUGA:4 Rekomendasi Beasiswa PTS 2025 Terbaru, Masih Dibuka!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan