Mendikdasmen Abdul Mu'ti Tekankan Peran Guru Cegah Terorisme Digital

Doc/Foto/Ist--

Rel, Bacakoran.co – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan pentingnya peran guru dalam mencegah terorisme digital di kalangan siswa. 

Guru, menurutnya, bukan hanya pendidik, tetapi juga konselor yang berperan vital dalam membentuk karakter positif dan mendeteksi potensi paparan ideologi radikal di dunia maya.

Pernyataan tersebut disampaikan Abdul Mu'ti saat berkunjung ke Sekolah Indonesia Cairo (SIC), Mesir, pada Jumat (7/11).

Kunjungan itu merupakan bagian dari agenda peresmian Program Studi Bahasa dan Sastra di Universitas Al Azhar.

Melalui keterangan resmi dari KBRI Kairo yang diterima pada Sabtu (8/11), Abdul Mu'ti menyampaikan pesan mendalam mengenai urgensi guru sebagai benteng pertama dalam melindungi generasi muda dari pengaruh negatif digital.

“Guru harus mampu menciptakan ruang aman bagi siswa untuk berekspresi dan mengembangkan gagasan secara kreatif. Lingkungan positif adalah kunci dalam membangun karakter kuat agar siswa tidak mudah terjerumus dalam paham ekstremisme digital,” tegas Abdul Mu'ti.

BACA JUGA:2 Kampus di Yogyakarta yang Lulusannya Paling Banyak Jadi CPNS: UGM dan UNY Cetak Ribuan ASN Baru!

BACA JUGA:Heboh Soal TKA Disebar di Medsos, Kemendikdasmen Tegas: Takkan Bocor, Variasi Soalnya Sangat Banyak!

Kasus bom di salah satu sekolah di Jakarta yang terjadi sehari sebelumnya menjadi pengingat betapa pentingnya peran sekolah dalam mencegah radikalisasi sejak dini.

Menurut Abdul Mu'ti, kemampuan konseling guru sangat dibutuhkan untuk mengenali gejala awal perubahan perilaku atau pandangan ekstrem pada siswa.

Langkah ini merupakan bentuk intervensi dini agar peserta didik tidak terpengaruh oleh konten provokatif dan propaganda radikal di internet.

Selain memperkuat kemampuan konseling, Mendikdasmen juga mengampanyekan gerakan “Tujuh Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat”, yakni bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat, rajin belajar, berinteraksi di masyarakat, dan tidur cukup.

Menurutnya, pembiasaan positif ini akan membentuk karakter tangguh dan mental sehat bagi siswa, sekaligus menjadi benteng terhadap pengaruh ideologi berbahaya di dunia digital.

Abdul Mu'ti menambahkan, “Siswa yang memiliki karakter kuat dan lingkungan belajar yang suportif akan tumbuh menjadi generasi yang kritis, berintegritas, dan mampu menolak paham radikal.”

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan