IG Gubernur Sulsel Diserbu Netizen Gegara Pecat Guru dan Kepsek SMAN 1 Luwu Utara: “Dapat Penghargaan Tapi Tak
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman-ist/net-
Rel, Bacakoran.co – Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman untuk menandatangani Surat Keputusan Pemecatan Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap dua pendidik SMAN 1 Luwu Utara memicu gelombang amarah publik.
Akun Instagram pribadi sang gubernur kini menjadi sasaran kritik tajam warganet yang menilai keputusan itu tidak berperikemanusiaan.
Dua sosok yang dipecat tersebut adalah Abdul Muis, guru SMAN 1 Luwu Utara, dan Rasnal, M.Pd, mantan kepala sekolah yang kini juga harus menanggung nasib serupa. Keduanya diberhentikan tidak dengan hormat setelah tersangkut kasus hukum terkait penggalangan dana sukarela Rp20 ribu per bulan dari orang tua siswa sejak tahun 2018.
BACA JUGA:IRT di Ancam Tetangga, Gegara Masalah Omongan
BACA JUGA:Tim SAR Gabungan Temukan Jasad Pria yang Tenggelam di Sungai Musi
Dana itu digunakan untuk membayar 10 guru honorer yang belum menerima gaji mereka selama hampir sepuluh bulan. Namun niat baik itu justru berujung pada tuduhan korupsi, hingga akhirnya keduanya dijatuhi vonis satu tahun penjara oleh Mahkamah Agung (MA).
Keputusan pemecatan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Sulsel Nomor 800.1.6.4/4771/BKD tertanggal 14 Oktober 2025, sebagai tindak lanjut dari Putusan MA Nomor 4265 K/Pid.Sus/2023 yang telah berkekuatan hukum tetap (inkrah).
Netizen Serbu Instagram Gubernur
Di tengah polemik itu, Gubernur Andi Sudirman justru mengunggah foto dirinya menerima penghargaan sebagai “Pemimpin Inovatif dan Transformatif”, yang langsung diserbu ribuan komentar pedas dari warganet.
“Dapat penghargaan tapi tidak menghargai guru,” tulis akun @wahidbinmail. “Dapat penghargaan tapi ga bisa menghargai guru... PNY malu gak pak?” tulis akun @lina_rasfitri. Bahkan akun @syamilmarino menulis tegas, “Cabut keputusan anda atau lengser!”
Sementara akun lain, @ija_rhy, menulis komentar menyentuh: “Pak coba bapak liat kembali kasus dua guru yang dipecat di Luwu Utara. Gunakan hati nurani pak. Bahkan bapak pun yang seorang gubernur tetap lahir dari seorang guru.”
PGRI Luwu Utara Desak Keadilan
Kasus ini turut mengundang keprihatinan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Luwu Utara yang menyuarakan solidaritas bagi kedua guru tersebut. Mereka menilai pemecatan itu terlalu kejam mengingat keduanya tinggal menunggu masa pensiun dan tidak memperkaya diri sendiri.
“Ini bukan korupsi untuk kepentingan pribadi, tetapi bentuk kepedulian terhadap guru honorer,” ujar salah satu anggota PGRI dalam pernyataan solidaritasnya.