Zeni

Zeni.--

Saya hitung pelan-pelan: ada berapa gedung pencakar langit di pusat kota itu. Ada 29 gedung. 

BACA JUGA:Empat Pemain Pilar Wolves Siap Tampil Kontra Nottingham Forest

BACA JUGA:Pengunjung Palembang Bird Park Meningkat

Semuanya gedung baru. Arsitekturnya tidak beda dengan gedung modern zaman sekarang di negara kapitalis. Indah. Ada yang main kaca kombinasi beton. 

Tentu saya tidak tahu apakah kehalusan interiornya sebagus eksteriornya itu.  

Yang jelas pusat kota baru Pyongyang jauh dari gambaran tipikal arsitektur negara komunis masa lalu. 

Bahwa tentara mampu membangun begitu banyak pencakar langit tentu ilmu teknik sipil dan arsitekturnya sudah sangat tinggi. 

Dan semua gedung itu baru. Kesan saya: Pyongyang pun sedang ketularan demam membangun. Ikut tetangga baratnya: Tiongkok. 

Dalam kemiskinannya yang parah pun Korut menggeliat seperti itu. Apalagi kalau punya uang. 

Maka Korut terus menuntut agar sanksi dari Amerika itu dicabut. Tidak usah semua. Satu saja dulu: boleh ekspor batu bara. Tidak pernah bisa. 

Anda sudah tahu: Korut sering uji coba senjata balistik. Rasanya itu bagian dari caranya agar sanksi dicabut. Tanpa itu pun toh sanksi tidak pernah dicabut. 

Saya tidak tahu kemampuan Zeni TNI-AD sampai di mana. Sudah setinggi apa. 

Sewaktu di PLN saya pernah risau apakah ahli-ahli di PLN mampu mengerjakan sendiri pembangunan PLTU atau gardu induk. Semua dikerjakan kontraktor. 

Pun Zeni, kita ingin tahu proyek prestisius apa yang pernah dikerjakannya. 

Corps of engineering tentara Amerika punya daftar proyek-proyek raksasa. Lihatlah sendiri di laporannya. Bahkan pernah mengerjakan proyek terbesar di Saudi Arabia. Pun banyak negara lainnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan