Tragedi Pembunuhan Ardziki Pratama Nasution: Suara Penyesalan Seorang Ayah

Rizki Kurniawan Nasution (28)-detik.com-

REL, SMATERA UTARA - Sebuah tragedi mengerikan mengguncang masyarakat, ketika Ardziki Pratama Nasution, seorang balita berusia lima tahun, menjadi korban kekejaman ayah tirinya.

Kasus ini menjadi sorotan publik setelah sang ayah, Rizki Kurniawan Nasution (28), membeberkan kisah tragis ini dalam sebuah wawancara pada Sabtu, 11 Mei 2024.

Segalanya mulai terkuak ketika sepupu mantan istri Rizki menghubunginya pada 1 Mei, memberitahu bahwa Ardziki telah dibunuh. Kabar tragis ini kemudian dibenarkan oleh Ardilla, mantan istri Rizki, melalui pesan media sosial pada tanggal 3 Mei.

Namun, awalnya, Ardilla hanya menyebut bahwa Ardziki meninggal karena 'kena step', tanpa mengakui peran ayah tirinya dalam pembunuhan itu.

BACA JUGA:Nenek Ditangkap karena Terlibat dalam Peredaran Narkoba: Menyingkap Realitas Kelam

Baru pada 5 Mei, Ardilla akhirnya mengungkapkan kebenaran kepada kakak Rizki. Dia mengaku bahwa pembunuhan itu terjadi karena pertengkaran antara Baginda Siregar (26), suami mantan istri Rizki, dengan Ardilla. Pertengkaran itu dipicu oleh pengakuan Ardziki kepada ayah tirinya bahwa ibunya sering melakukan panggilan video dengan pria lain.

Menurut Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, pertengkaran itu berujung pada tindakan kekerasan yang mengerikan dari Baginda terhadap Ardziki. Baginda memukul dan membanting Ardziki hingga membuatnya terluka parah.

Ketakutan akan konsekuensi perbuatannya, para pelaku kemudian memutuskan untuk membuang jasad Ardziki di Tapanuli Utara.

Tindakan keji ini menggambarkan betapa rapuhnya keselamatan seorang anak, bahkan di lingkungan yang seharusnya penuh dengan kasih sayang. Rizki Kurniawan Nasution, sebagai seorang ayah yang kehilangan anaknya karena kekerasan yang tidak beralasan, menjadi suara penyesalan atas ketidakmampuannya melindungi sang anak.

BACA JUGA:Tragedi Kematian Siswa MAN 1 Palembang Akibat Tabrak Lari, Polisi Kembali Berburu Pelaku

Tindakan kejam ini tidak hanya memakan nyawa seorang balita yang tak berdosa, tetapi juga merusak banyak orang yang terlibat. Semoga kasus ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih peduli dan aktif dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, serta memastikan bahwa pelaku kejahatan seperti ini mendapat hukuman setimpal sesuai dengan perbuatannya.*

Tag
Share