Tantangan dan Upaya Penanggulangan di OKI

Ilustrasi penanganan kebakaran hutan. Foto: dok/ist--

REL, OKI - Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, menghadapi tantangan serius akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi pada tahun 2023. Kebakaran ini telah menghanguskan ratusan hektar lahan, menciptakan masalah lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat setempat.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, sekitar 683 ribu hektar lahan di kabupaten tersebut berpotensi mengalami karhutla. Kepala BPBD OKI, Lestiadi Martin, mengungkapkan bahwa pihaknya mendeteksi lebih dari 1.500 titik panas (hotspot) dan ratusan titik api (firespot) selama periode penanggulangan kebakaran.

Lestiadi menyebutkan beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam penanggulangan karhutla di OKI, termasuk bentang alam yang luas, ketersediaan air yang terbatas, dan akses menuju titik api yang sulit. "Hambatannya seperti bentang alam, ketersediaan air, dan akses menuju titik api," kata Lestiadi, Senin (1/7/2024).

Bentang alam OKI yang luas dan banyaknya lahan yang mudah terbakar menjadi tantangan tersendiri. Ditambah dengan kemarau panjang pada tahun lalu, ketersediaan air tidak mencukupi untuk memadamkan api secara efektif. Selain itu, medan yang berat juga menyulitkan mobil pemadam kebakaran untuk mencapai titik-titik api.

BACA JUGA:Dorong Sumsel Beralih ke Energi Terbarukan

BACA JUGA:Federasi Sepak Bola Chile Tuntut Skorsing Wasit Wilmar Roldan

Dalam upaya penanggulangan dan pencegahan karhutla, BPBD OKI telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan yang ada di OKI. Lestiadi menegaskan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan unsur-unsur lain, termasuk Polri, TNI, dan Kejaksaan, untuk menindak tegas perusahaan yang menyebabkan karhutla.

"Kami berkoordinasi dengan pihak berwajib seperti Polri, TNI, dan Kejari untuk menindak tegas perusahaan yang menyebabkan karhutla," tegas Lestiadi.

BPBD OKI juga menyatakan bahwa kebakaran lahan pada tahun 2023 telah menyebabkan kerusakan alam yang berdampak pada makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, BPBD OKI merekomendasikan beberapa wilayah yang harus segera dipulihkan ke fungsi alamnya kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Berkaca dari karhutla di tahun 2023, BPBD OKI terus melakukan pemetaan dan rapat koordinasi dengan pihak terkait guna pencegahan dan penanggulangan karhutla di tahun ini," jelas Lestiadi.

Menutup wawancara, Lestiadi berharap sinergitas yang telah terjalin menjadi semakin baik lagi, serta peningkatan kinerja dalam penanggulangan dan pencegahan karhutla di OKI. "Dalam waktu dekat ini, kami akan ikut serta dalam apel kesiapsiagaan personil dan alat dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla 2024," pungkasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan