Misteri Gunung Padang: Menguak Teknologi Megalitik Peradaban Purba di Cianjur

Gunung Padang Cik anjur Jawa barat.-Foto/Ist.-

REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID - Gunung Padang, sebuah situs megalitik yang terletak di Cianjur, Jawa Barat, telah lama menarik perhatian dunia dengan misterinya.

Diperkirakan dibangun antara 25.000 hingga 14.000 tahun yang lalu, situs ini menyimpan rahasia tentang teknologi dan pengetahuan masyarakat purba yang hingga kini masih terus diteliti.

Selama zaman es terakhir, wilayah Nusantara tetap hangat dan subur, berbeda dengan sebagian besar daratan bumi yang beku.

Di tanah yang kini dikenal sebagai Cianjur, sekelompok manusia dari zaman akhir glasial menemukan bukit alami hasil aktivitas gunung purba.

Mereka kemudian memutuskan untuk menggunakan bukit ini sebagai fondasi untuk struktur monumental, memahat dan membentuk bukit tersebut dengan teliti.

BACA JUGA:Wisata Murah,Aman dan nyaman di Solo: Keraton, Pasar Klewer, dan Taman Balekambang.

Dengan penggunaan teknologi modern seperti georadar, geolistrik, dan tomografi, para peneliti Indonesia berhasil memetakan kembali bangunan yang terpendam hingga 25 meter di bawah permukaan tanah.

Data ini mengungkapkan bahwa Gunung Padang berdiri di atas sesar gempa aktif Cimandiri, yang menyebabkan struktur awal hancur berkali-kali oleh gempa.

Sekitar 7900 SM, manusia kembali ke Gunung Padang dan membangun ulang struktur tersebut. Bangunan ini dikenal sebagai Unit T, yang diperkuat dengan berbagai jenis batuan dan kerikil.

Gunung Padang saat itu menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya, tempat ritual-ritual dipimpin oleh pemimpin spiritual.

BACA JUGA:Wisata Murah,Aman dan nyaman di Solo: Keraton, Pasar Klewer, dan Taman Balekambang.

Kemudian, sekitar 6000 SM, leluhur Nusantara kembali menyusun ulang Gunung Padang menggunakan bahan perekat seperti semen yang mengandung besi. Ini menunjukkan kemampuan masyarakat purba dalam metalurgi dan mengekstraksi bahan alam.

Tahap pembangunan terakhir, dikenal sebagai Unit 1, berlangsung antara 2000 hingga 500 SM. Masyarakat menambahkan lapisan tanah dan membangun teras-teras batu, ciri khas dari punden berundak yang kini bisa kita lihat.

Batu-batu kolumnar diambil dari Bukit Melati yang berjarak 2 km dari Gunung Padang, diangkut dan disusun oleh masyarakat untuk membangun lima teras utama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan