Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Dorong Pelestarian Sejarah Desa Melalui Mendongeng dan Budaya

Istimewa --

RAKYATEMPATLAWANG - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang terus mendorong upaya melestarikan dan menggali sejarah desa melalui mendongeng dan budaya tutur. 

Kepala Bidang Industri Kreatif, Anwar Supriyadi, menyatakan bahwa hingga saat ini hanya empat kecamatan, yakni Singosari, Tumpang, Pakis, dan Turen, yang memiliki catatan sejarah dalam bentuk dokumentasi tertulis.

"Baru empat kecamatan. Kecamatan Singosari, Tumpang, Pakis dan Turen," ujar Anwar pada Ahad, 7 Juli 2024.

Anwar berharap sejarah setiap desa dapat ditulis dan dibukukan agar diketahui oleh masyarakat luas. 

BACA JUGA:Keluarga Helen Nikmati Perjalanan Kuliner di The People's Cafe, Jakarta

BACA JUGA:Misteri Saranjana: Kota Gaib yang Hilang di Kalimantan Selatan

Ia mengkhawatirkan bahwa tanpa dokumentasi tertulis, sejarah desa akan hilang seiring berjalannya waktu. 

Selain itu, Anwar menambahkan bahwa buku sejarah desa dapat menjadi panduan penting untuk menyebarkan pengetahuan sejarah kepada anak-anak sejak usia dini.

"Jika tidak didokumentasikan dan ditulis, dikhawatirkan sejarah desa akan hilang.

Buku sejarah desa bisa menjadi panduan untuk menyebarkan sejarah kepada anak-anak," ungkap Anwar.

BACA JUGA:Eksplorasi Menakjubkan: Curug Balong Endah dan Curug Pangeran, Surga Tersembunyi dari Vila Mutiara Cawene.

BACA JUGA:Desa Sukamulya Menjadi Viral: Aksi Patungan Pengusaha Sukses Hasilkan Pembangunan Miliaran Rupiah

Anwar juga menyoroti pentingnya mengenalkan tokoh-tokoh lokal dan sejarah daerah setempat kepada anak-anak, yang saat ini lebih akrab dengan tokoh super hero dibandingkan dengan tokoh sejarah lokal seperti Ken Dedes, Ken Arok, dan raja-raja Singasari seperti Anusapati, Wisnuwardana, dan Kertanegara. 

Ia menekankan bahwa mendongeng bisa menjadi media yang efektif untuk menyampaikan detail sejarah seperti tokoh-tokoh lokal tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan