Penyakit Arteri Perifer: Ancaman Tersembunyi di Balik Penyakit Jantung dan Stroke

Ilustrasi --

REL , Jakarta - Banyak yang tidak mengetahui bahwa penyakit jantung dan stroke juga dapat memengaruhi fungsi pembuluh darah lainnya yang dapat menyebabkan penyakit arteri perifer.

Penyakit ini sering kali terabaikan padahal dapat menimbulkan komplikasi serius pada tubuh.

Dokter spesialis bedah vaskular dan endovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Ihza Fachriza, Sp.B Subs.BVE (K), menjelaskan bahwa dalam bahasa kedokteran, "perifer" berarti ujung atau tepi.

Pembuluh darah perifer bertugas mengalirkan oksigen dan nutrisi ke organ-organ lain seperti leher, otak, ginjal, usus, dan kaki. Pembuluh ini berada di luar pembuluh darah utama yaitu jantung.

BACA JUGA:KEREN BANGET, Ini 6 Destinasi Wisata Hits di Lombok yang Harus Kamu KunjungiBACA JUGA:Gula Gait: Manfaat, Cara Penggunaan, dan Dampak Kesehatan

“Perifer adalah pembuluh darah yang membawa nutrisi yang menjadi suplai kehidupan dari organ tersebut. Kalau ada gangguan di arteri, suplai darah oksigen dan nutrisi ke organ tersebut akan terganggu, prinsipnya sama dengan jantung atau stroke,” kata Ihza dalam diskusi daring di Jakarta.

Penyakit arteri perifer yang terdapat gangguan pada pembuluh darah di leher dapat menyebabkan arteri karotis yang berujung stroke.

Namun, sumbatan pembuluh darah seperti di usus dan ginjal sering kali tidak menyebabkan gejala sehingga tidak disadari masyarakat. Yang paling umum adalah arteri perifer yang menyerang kaki karena gejalanya seperti kaki menghitam dan pegal-pegal.

Arteri perifer yang menyerang kaki biasanya akan menyebabkan pegal-pegal yang terkadang hilang timbul. Hal ini justru harus menjadi perhatian karena artinya suplai darah yang mengandung oksigen dan nutrisi tersumbat sehingga kaki terasa nyeri dan tidak bisa berjalan jauh atau berolahraga.

BACA JUGA:Menu Diet Sehat untuk Menurunkan Berat Badan dengan Optimal

BACA JUGA:Generasi Milenial dan Gen Z Harus Lebih Peduli pada Kesehatan Lambung di Tengah Tren Makanan Viral

Ihza mengatakan penyakit arteri perifer bisa disebabkan karena degeneratif atau usia yang semakin tua yang membuat fungsi tubuh tidak seoptimal saat muda. Pria lebih banyak menderita arteri perifer karena gaya hidup seperti merokok dan pola makan yang tidak sehat.

“Banyak pasien perokok lama, hipertensi, diabetes, apalagi gaya hidup tanpa olahraga, dan komposisi makanan yang tinggi kolesterol, lemak, dan santan sangat berpengaruh,” katanya.

Penyakit pembuluh darah tepi atau arteri perifer memang tidak mengancam nyawa seperti penyakit jantung atau stroke yang harus ditangani dalam hitungan menit, namun kualitas hidup pasien penderita arteri perifer akan sangat berpengaruh karena fungsi organ yang tidak baik lagi, seperti kaki.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan