Pemakaman Ariel Sharon: Momen Pemakaman Sepi Kehadiran Pemimpin Dunia

Ilustrasi --

REL , - Pada Senin, 13 Januari, jasad mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, akhirnya dimakamkan di samping kuburan istrinya di Gurun Negev. Pemakaman ini dilangsungkan secara militer, namun tidak banyak pemimpin dunia yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.

Kementerian Luar Negeri Israel melaporkan bahwa pejabat yang hadir hanya berasal dari 21 negara, mayoritas dari Eropa. Tidak ada delegasi dari Timur Tengah, Afrika, atau Amerika Latin yang hadir dalam prosesi tersebut.

Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya mengatakan, “Terutama dari Eropa. Tetapi tidak ada satu pun delegasi dari Timur Tengah, Afrika, atau pun Amerika Latin yang masuk dalam daftar tamu.” Kurangnya kehadiran pemimpin dunia ini mencerminkan kontroversi yang selalu menyelimuti sosok Sharon selama hidupnya.

Ariel Sharon meninggal pada usia 85 tahun pada Sabtu, 11 Januari, setelah menghabiskan delapan tahun terakhir hidupnya dalam kondisi koma akibat stroke. Bagi banyak orang di dunia, terutama di negara-negara Arab, Sharon dikenal sebagai seorang 'pembunuh massal'.

BACA JUGA:Jembatan Cigede: Penampakan Wanita Cantik Di Malam Jum'at Kliwon

Sharon dianggap sebagai salah satu penyebab utama meletusnya perlawanan rakyat Palestina yang dikenal dengan Intifada II pada tahun 2000, setelah kunjungannya yang provokatif ke Masjid Al Aqsa, tempat suci ketiga dalam Islam.

Ketidakhadiran banyak pemimpin dunia di pemakaman Sharon sangat kontras dengan pemakaman Nelson Mandela di Johannesburg, Afrika Selatan, yang dihadiri lebih dari 70 pemimpin dunia. Tokoh-tokoh penting seperti Presiden AS Barack Obama, Pemimpin Kuba Raul Castro, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan Pemimpin Iran Hassan Rouhani hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Mandela.

“Sepinya pemakaman Ariel Sharon ini menunjukkan, bangsa-bangsa di dunia memang melupakan lelaki yang mendapat julukan ‘The Butcher of Beirut’ ini,” tulis World Bulletin. Julukan tersebut merujuk pada peran Sharon dalam Perang Lebanon 1982, khususnya pembantaian di kamp pengungsi Sabra dan Shatila.

Pemakaman Ariel Sharon, yang dihadiri oleh sedikit pemimpin dunia, mencerminkan warisan kontroversial yang ditinggalkannya. Meskipun dihormati di Israel sebagai seorang pemimpin militer dan politik yang kuat, banyak orang di berbagai belahan dunia melihatnya dengan pandangan kritis.

BACA JUGA:Misteri Desa Kosong , Mitos Patung Bergerak!!

Prosesi yang sepi ini menggarisbawahi bagaimana dunia menilai sosok Sharon yang penuh kontroversi dan dampaknya terhadap sejarah modern Timur Tengah.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan