Rupiah Melemah di Tengah Kondisi Politik yang Terkendali, Defisit Transaksi Berjalan Jadi Sorotan

Doc/Foto/Ist--

REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, meskipun kondisi politik di dalam negeri telah menunjukkan tanda-tanda stabilitas.

Pada pembukaan, rupiah diperdagangkan di level Rp15.600/US$, turun 0,03% dari harga penutupan kemarin yang berada di level Rp15.595/US$. Beberapa menit setelahnya, rupiah terus bergerak melemah hingga menyentuh level Rp15.625/US$, mengalami penurunan sebesar 0,19%.

BACA JUGA:Profil Gus Shofi, Ketum PB PMII 2024-2027

BACA JUGA:PKS Bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju di Pilgub Jakarta 2024

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) juga mencatatkan pelemahan sebesar 0,18%, turun ke level 101,326. Meskipun dolar AS melemah, rupiah masih tertekan, diduga karena faktor-faktor domestik yang masih mempengaruhi sentimen pasar.

Kemarin, rupiah juga tertekan seiring dengan aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di depan Gedung DPR.

Demonstrasi ini dipicu oleh revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada) yang dilakukan oleh Panitia Kerja (Panja) revisi UU Pilkada Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.

Aksi protes ini akhirnya memaksa DPR untuk membatalkan rencana revisi tersebut. Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan bahwa tidak akan ada rapat paripurna hingga akhir masa pendaftaran Pilkada pada 27 Agustus 2024.

BACA JUGA:Kolonel Nur Wahyudi: Dari Pejuang Kopassus ke Sorotan HUT RI, Bersama Istri Aktris Juliana Moechtar

BACA JUGA:Perselingkuhan Azizah Salsha dan Salim Nauderer Diduga Dibocorkan Pratama Arhan ke Rachel Vennya, Benarkah?

Di sisi ekonomi, Bank Indonesia (BI) baru saja merilis data terbaru mengenai transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk kuartal II-2024, yang menunjukkan adanya defisit yang signifikan.

Pada kuartal II-2024, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$3 miliar atau sekitar 0,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini meningkat tajam dibandingkan dengan kuartal II-2023, yang mencatat defisit sebesar US$1,9 miliar atau 0,5% dari PDB.

BACA JUGA:Polisi Imbau Demonstrasi Besar di DPR RI Berlangsung Damai, 3.200 Personel Dikerahkan

BACA JUGA:Kesempatan Emas di RS AR. Bunda Lubuklinggau: Lowongan Kerja untuk Posisi Perawat!

Tag
Share