Bahaya di Balik Penggunaan Paracetamol Berlebihan

Ilustrasi Obat-obatan. (ist)--

PARACETAMOL, yang dikenal juga sebagai acetaminophen, telah menjadi obat andalan di banyak rumah tangga di India. Sebagai obat pereda nyeri yang umum, paracetamol sering digunakan untuk mengatasi sakit kepala, nyeri otot, hingga demam. Namun, di balik popularitasnya, penggunaan paracetamol yang tidak tepat dapat membawa risiko serius bagi kesehatan, terutama bagi hati.

Meski paracetamol dianggap aman dan banyak tersedia tanpa resep, penggunaan yang tidak sesuai dengan anjuran dapat menyebabkan kerusakan hati. Paracetamol bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin, senyawa dalam tubuh yang bertanggung jawab atas peradangan dan rasa sakit. Berbeda dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau aspirin, paracetamol tidak memiliki sifat antiinflamasi yang signifikan, sehingga lebih aman bagi lambung.

Namun, ketika dikonsumsi dalam dosis yang melebihi batas aman, paracetamol dapat membahayakan hati. Hati bertanggung jawab untuk memetabolisme paracetamol, mengubahnya menjadi berbagai zat, beberapa di antaranya bersifat toksik. Pada dosis normal, hati mampu menangani racun tersebut dengan mengubahnya menjadi zat yang tidak berbahaya dan kemudian dikeluarkan dari tubuh. Tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, kemampuan hati untuk memproses racun tersebut akan terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan hati.

Menurut National Library of Medicine, toksisitas hati akibat overdosis paracetamol, baik disengaja maupun tidak, adalah penyebab paling umum cedera hati yang disebabkan oleh obat di Amerika Serikat. Para ahli merekomendasikan untuk membatasi konsumsi paracetamol hingga 2 hingga 3 tablet per hari, dan jika diperlukan, cukup konsumsi setengah tablet pada satu waktu.

BACA JUGA:Joncik - Arifai Resmi Daftar ke KPU Empat Lawang

BACA JUGA:3 Handphone Terbaru Tahun 2024: Inovasi dan Teknologi Terdepan

Organisasi Pengawasan Obat dan Standar Pusat (CDSCO) di India menyarankan dosis harian paracetamol untuk orang dewasa tidak melebihi 4 gram (4.000 mg) per hari. Dosis ini biasanya dibagi menjadi 0,5 hingga 1 gram (500 hingga 1.000 mg) setiap 4 hingga 6 jam. Namun, dosis harian total tidak boleh melebihi 4 gram untuk menghindari risiko kerusakan hati. Pada anak-anak, dosis tidak boleh melebihi 150 mg per kilogram berat badan.

Dr. Sakshi Singh, Konsultan di Amrita Hospital, Faridabad, menjelaskan bahwa glutathione, suatu zat pelindung dalam hati, membantu menetralkan paracetamol. Ketika paracetamol dikonsumsi secara berlebihan, glutathione akan habis, yang kemudian memicu toksisitas hati. "Di luar batas aman, paracetamol menjadi berbahaya, meningkatkan risiko gagal hati akut. Toksisitas ini dapat bermanifestasi sebagai mual, muntah, dan nyeri perut, yang kemudian dapat berkembang menjadi kerusakan hati jika tidak segera ditangani," jelas Dr. Singh.

Sebuah studi oleh para peneliti dari Universitas Edinburgh menemukan bahwa paracetamol dapat merusak hati dengan merusak hubungan struktural vital antara sel-sel yang berdekatan di organ tersebut. Oleh karena itu, para ahli sangat menyarankan agar tidak mengonsumsi dosis paracetamol secara berulang tanpa konsultasi dan pengawasan medis.

Di sisi lain, Dr. Cyriac Abby Philips, yang dikenal sebagai "The Liver Doc" di platform X, menyatakan bahwa dalam dosis dan durasi yang dianjurkan, untuk kelompok usia tertentu, paracetamol adalah obat yang paling aman, bahkan untuk pasien dengan penyakit hati kronis. "Paracetamol dapat diresepkan untuk mengatasi demam maupun nyeri pada penderita penyakit hati kronis," ujarnya.

Namun, perlu diingat bahwa kualitas paracetamol juga berpengaruh. Pada bulan Juni, badan pengawas di India menandai sekitar 50 obat, termasuk paracetamol, karena tidak memenuhi standar kualitas. Dr. Shrihari Anikhindi, Konsultan Gastroenterologi & Hepatologi di Rumah Sakit Sir Ganga Ram, menekankan pentingnya memeriksa kualitas obat untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Para dokter mendesak masyarakat untuk mengonsumsi paracetamol sesuai dengan dosis yang direkomendasikan dan menghindari konsumsi berlebihan untuk mencegah kerusakan hati. (*)

Tag
Share