Stefano Pioli di Bawah Tekanan, Massimo Ambrosini Membela
GOL: Pemain AC Milan merayakan gol. Eks kapten Milan mengecam isu negatif tim yang sukses ditangani pelatih Stefano Pioli. Foto: X/@acmilan--
REL, Milan - Pelatih AC Milan, Stefano Pioli, merasakan tekanan berat menjelang laga krusial melawan Sassuolo. Pasca-kegagalan di Liga Champions, Milan kini harus berjuang ekstra keras mempertahankan posisi di klasemen Serie A Italia.
Dalam pertandingan terakhir melawan Salernitana, Milan nyaris mengalami kekalahan sebelum diselamatkan oleh gol Luka Jovic di menit terakhir. Skor akhir 2-2 membuat mereka semakin tertinggal dari rival sekota, Inter Milan, yang berada di puncak klasemen.
Dengan hanya mengumpulkan 33 poin, Milan tertinggal 11 poin dari Inter, sementara Juventus menempati posisi kedua dengan 40 poin. Ancaman juga datang dari Bologna yang hanya terpaut dua poin, serta Fiorentina yang siap menggeser Milan dengan 30 poin.
Posisi keempat menjadi target yang sulit dihadapi AC Milan, terutama karena ancaman dari Bologna dan Fiorentina. Tekanan ini membuat posisi Stefano Pioli terancam, dengan desakan pemecatan semakin kuat.
BACA JUGA:Jay Idzes Gagal Memperkuat Timnas Indonesia di Piala Asia 2023
BACA JUGA:Perbedaan Apel Hijau dan Apel Merah, Mana yang Lebih Sehat?
Massimo Ambrosini, eks kapten Milan, memberikan pembelaan terhadap Pioli. Ambrosini mengkritik isu pemecatan pelatih, menyebut tim kurang konsisten meskipun memiliki ide sepak bola yang bagus. Menurutnya, situasi negatif di sekitar Milan menjadi hal yang membingungkan setelah meraih Scudetto pada 2022.
"Saya heran dengan begitu banyak orang yang merasa kecewa setelah tim meraih Scudetto. Sulit membayangkan Milan tanpa Pioli saat ini," ujar Ambrosini.
Namun, kritik terhadap Pioli tidak hanya datang dari hasil buruk tim. Ambrosini juga menyoroti masuknya Zlatan Ibrahimovic sebagai Senior Advisor, yang diyakini mengurangi otoritas Pioli sebagai pelatih kepala.
"Sekalipun Ibrahimovic mengisi kekosongan manajerial, sepertinya dia memiliki peran lebih dari itu," kata Ambrosini.
Ambrosini berharap pemain juga ikut bertanggung jawab atas performa tim yang menurun, menekankan pentingnya konsistensi, karakter, dan semangat dalam menghadapi krisis ini. (*)