Musim hujan periode 2024-2025 telah menyelimuti wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Wan Dayantolis, M.Si. Foto: dok/ist--
REL, Palembang – Musim hujan periode 2024-2025 telah menyelimuti wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan pemantauan oleh Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel, curah hujan di wilayah ini mulai meningkat sejak pertengahan Oktober, dengan puncaknya diprediksi terjadi pada November hingga Januari 2025.
Kepala Stasiun Klimatologi, Wandayantolis menjelaskan bahwa meski Sumatera Selatan sudah memasuki musim hujan, kondisi monsun baratan yang biasa memicu curah hujan justru melemah akibat adanya dua siklon tropis, yaitu Siklon Trami dan Siklon Kong-rey, yang terbentuk di perairan Vietnam dan Filipina.
“Kehadiran siklon ini menyebabkan uap air di wilayah Indonesia tertarik ke daerah tersebut, sehingga pembentukan awan berkurang,” ungkapnya.
Pengurangan uap air di udara berdampak pada intensitas radiasi matahari yang jatuh langsung ke permukaan bumi tanpa banyak diserap atau dipantulkan oleh awan.
"Akumulasi panas dari radiasi tersebut menyebabkan peningkatan suhu pada siang hingga sore hari," jelas Wandayantolis.
BACA JUGA:Kebakaran Kandang Ayam, 9.000 Anak Ayam dan Rumah Terbakar
BACA JUGA:Diduga Mengantuk, Isuzu Box Tabrak Median Jalan di Banyuasin
Namun, dengan datangnya puncak musim hujan, curah hujan diprediksi meningkat, yang nantinya akan menurunkan suhu udara dan membuat iklim lebih sejuk.
Wandayantolis mengingatkan, musim hujan tahun ini diperkirakan berlangsung hingga Maret 2025.
Dengan intensitas hujan yang tinggi, masyarakat diimbau waspada terhadap potensi bencana alam.
"Wilayah-wilayah seperti OKU, OKU Selatan, Lahat, Kota Pagar Alam, Kota Lubuklinggau, Empat Lawang, sebagian Muara Enim, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan PALI sangat rawan terkena bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang," paparnya.
Masyarakat diharapkan menghindari area yang rawan longsor dan banjir, terutama di lereng, tebing, atau bantaran sungai.
Masyarakat juga dihimbau menghindari berteduh di bawah pohon rawan tumbang