Ritual Manten Kucing di Tulungagung, Tradisi Unik Masyarakat Pelem untuk Memohon Hujan
Foto: Ritual Manten Kucing di Tulungagung, Tradisi Unik Masyarakat Pelem untuk Memohon Hujan--
RAKYATEMPATLAWANG – Di tengah musim kemarau panjang, masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur, menggelar ritual unik yang dikenal dengan nama Manten Kucing.
Ritual ini merupakan tradisi turun-temurun yang dipercaya dapat membawa hujan ke desa yang dilanda kekeringan.
Pada prosesi yang digelar pada Minggu, 10 November 2024, sepasang kucing dibawa layaknya pengantin dalam arak-arakan warga menuju Sungai Coban Kromo.
Sungai ini dianggap memiliki nilai sakral oleh masyarakat setempat, dan menjadi tempat di mana kedua kucing tersebut dimandikan dengan air bunga.
BACA JUGA:Penemuan Telur Raksasa Pterosaurus Berusia 120 Juta Tahun di China
BACA JUGA:Penemuan Terowongan Berisi 50.000 Benda Suci di Meksiko
Ritual ini melambangkan permohonan kepada Tuhan agar hujan segera turun untuk menyirami tanah yang tengah kekeringan.
Kepala Desa Pelem, Mujialam, menjelaskan bahwa ritual Manten Kucing sudah menjadi bagian dari tradisi yang dilaksanakan setiap kali musim kemarau panjang melanda desa.
Tahun ini, kemarau yang terjadi sangat parah, dengan Sungai Coban Kromo yang sudah mulai mengering.
BACA JUGA:Ada Penjaminan, KUR Tak Termasuk Kredit UMKM yang Bisa Diputihkan
BACA JUGA:Ini 4 Tambang Rakyat Terbesar di Bengkulu, Menggali Potensi dan Tantangan
“Tradisi ini adalah cara kami untuk memohon hujan. Dengan prosesi ini, kami berharap agar hujan segera turun dan mengairi sawah-sawah yang sudah banyak yang kering,” ujar Mujialam.
Usai prosesi mandi kucing, acara dilanjutkan dengan kenduri atau selamatan yang dipimpin oleh sesepuh adat desa.
Kenduri ini merupakan bentuk syukur dan harapan agar desa mereka segera terhindar dari kekeringan yang panjang.