100 Hektare Padi Gagal Panen

GAGAL: Bencana banjir di Sumsel sebabkan kegagalan panen padi di daerah ini. Foto: dok/ist--

REL, Palembang - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menghadapi tantangan serius menyusul banjir dan pasang yang melanda sejak Januari 2024. 

Kepala DPTPH Sumsel, Bambang Pramono, mengungkapkan prediksi mereka bahwa sekitar 100 hektare lahan pertanian padi diperkirakan gagal panen akibat bencana alam tersebut.

Menurut Bambang Pramono, pemetaan daerah yang terdampak dilakukan untuk mengidentifikasi lahan pertanian yang terendam air. "Hasil identifikasi kita memang sudah lebih 100 hektare yang (tanaman padi) mati," ungkapnya pada Rabu, 7 Februari 2024.

Dalam upaya penanggulangan, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni telah menginstruksikan bantuan kepada petani dengan mengganti benih padi yang terdampak banjir. 

BACA JUGA:Jalan Opi Raya Tak Kunjung Diperbaiki

BACA JUGA:Persebaya Surabaya Dapat Jatah Libur

"Jadi semua petani di Sumsel yang terdampak pasang ataupun banjir karena hujan akan diganti benih (padi)nya oleh pemerintah provinsi untuk penanaman berikutnya," jelas Bambang.

Meskipun Sumsel sebelumnya tidak begitu terdampak oleh El Nino tahun lalu, namun bencana banjir saat ini memberikan dampak yang cukup besar. "Sebab Sumsel memiliki tipe lahan rawah lebak, dimana ketika El Nino lahan yang semula tergenang menjadi kering sehingga bisa ditanami," paparnya.

Meski demikian, Bambang Pramono tetap optimis terhadap produksi gabah kering giling (GKG) di Sumsel. "Target produksi kita di 2024, bisa capai 3 juta ton GKG. Kalau 2022 kita sudah mencapai 2,76 juta ton, dan di 2023 mudah-mudahan di atas 2,8 juta ton," tambahnya.

Dengan strategi dan bantuan yang diberikan, DPTPH Sumsel berharap dapat mengatasi dampak buruk dari bencana alam ini dan memastikan kelangsungan produksi pertanian di provinsi tersebut. (*)

Tag
Share