101 Orang Ikuti Operasi Katarak Gratis di RSMH Palembang
TINJAU: Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat meninjau pelaksanaan operasi katarak gratis di Rumah Sakit Mohammad Hoesin, Palembang, Jum'at (24/11). Foto: dok/ist.--
REL, PALEMBANG - Sebanyak 101 orang mendapatkan manfaat dari operasi katarak gratis yang diselenggarakan di Rumah Sakit Mohammad Hoesin selama dua hari, mulai dari tanggal 24 hingga 25 November 2023. Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mengonfirmasi bahwa partisipan tersebut terdiri dari 51 perempuan dan 50 pria.
Rismaharini menjelaskan bahwa meskipun sudah ada 101 orang yang menjalani operasi, angka ini kemungkinan akan bertambah karena pihak penyelenggara masih membuka pendaftaran dan skrining on the spot. Dari 400 orang yang mendaftar, 101 orang dianggap layak untuk menjalani operasi setelah melalui proses skrining.
Beberapa peserta tidak lolos skrining karena beberapa di antara mereka tidak memerlukan penanganan katarak atau memiliki riwayat penyakit yang menghalangi proses operasi. Rismaharini meninjau kegiatan tersebut pada Jumat, 24 November 2023, dan menyampaikan informasi ini kepada media.
Menariknya, peserta operasi katarak tidak hanya berasal dari Palembang, tetapi juga dari berbagai daerah seperti Banyuasin, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Empat Lawang. Pihak penyelenggara memberikan fasilitas transportasi dan penginapan bagi peserta yang berasal dari luar kota.
BACA JUGA:Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
"Para pasien yang berasal dari luar kota difasilitasi penginapan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos, Sentra Budi Perkasa Palembang. Sebanyak 19 pasien dan 19 pendamping diinapkan di Sentra," beber Rismaharini.
Lebih lanjut, data Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) menunjukkan bahwa wilayah dengan tingkat kebutaan tertinggi adalah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sumatra Selatan (Sumsel). Risma mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai respons terhadap tingginya tingkat kebutaan di Sumsel.
"Kegiatan ini dilakukan di seluruh Provinsi Indonesia karena mencegah kebutaan sangat penting. Kebutaan dapat menyebabkan kerugian besar bagi negara karena keluarga yang harus merawat individu yang kehilangan penglihatan menjadi tidak produktif," tambah Risma.
Dalam penutupannya, Mensos Risma menekankan perlunya kerjasama dari semua pihak pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan kegiatan semacam ini.
"Kegiatan seperti ini akan rutin dilakukan agar dapat mencegah dampak buruk kebutaan, dan diperlukan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan," tutupnya. (*)