BPJI PBNU Kecam Keras Kunjungan Lima Nahdliyin ke Israel
Wakil Ketua Badan Pengembangan Jaringan Internasional Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (BPJI PBNU) Achmad Munjid mengecam dan mengkritik keras kunjungan lima Nahdliyin yang menemui Presiden Israel Isaac Herzog. Foto : Dok/Ist. --
REL, BACAKORAN.CO - Wakil Ketua Badan Pengembangan Jaringan Internasional Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (BPJI PBNU) Achmad Munjid mengecam dan mengkritik keras kunjungan lima Nahdliyin yang menemui Presiden Israel Isaac Herzog.
Menurutnya, langkah tersebut sangat tidak tepat di tengah situasi global yang mengecam tindakan Israel terhadap Palestina.
"Seluruh dunia yang berpikir waras sekarang sedang mengutuk Israel karena kejahatan kemanusiaan mereka, genosida terhadap rakyat Palestina.
Seluruh dunia sedang menjauhi Israel. Kita harus menghukum Israel yang sangat rasis, tak berperikemanusiaan, dan mengabaikan hukum internasional," ujar Munjid.
BACA JUGA:Menag Yaqut Cholil Qoumas Lantik Pimpinan PTKN dan 13 Pejabat Eselon II Kemenag, Berikut Daftarnya!
Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM) tersebut menyoroti bahwa saat ini Israel berada dalam posisi terpojok di mata dunia.
Hal ini kian kentara sejak demonstrasi besar-besaran di berbagai penjuru dunia yang menunjukkan bahwa Israel menjadi negara paria.
"Bahkan di Amerika, banyak pejabat yang mundur dari posisi dalam struktur administrasi Biden karena kebijakan dukungan terhadap Israel yang sama sekali tak bisa dipertanggung jawabkan secara hukum dan kemanusiaan. Gerakan boikot di mana-mana," lanjut Munjid.
Munjid menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, seharusnya bersikap tegas dalam mengecam tindakan genosida Israel.
"Kita harus menjauhi Israel dalam situasi seperti sekarang, jika tidak bisa ikut menghukumnya. Menjauhi itu tindakan yang paling minimal. Israel sedang butuh teman dan dukungan untuk terus membantai rakyat Palestina yang tak berdosa," tegas Munjid.
Munjid juga mempertanyakan tujuan dan manfaat dari kunjungan tersebut. Ia mengaku sangat menyayangkan kunjungan ke Israel yang tidak berafiliasi dengan PBNU itu.
"Seluruh tindakan dan wacana yang bisa dipakai sebagai justifikasi kekerasan Israel akan mereka pakai. Buat apa ada orang-orang kita yang mendekat? Apa tujuannya? Atas nama siapa? Apa manfaatnya? Tak ada jawaban masuk akal yang bisa diterima," tegasnya.
"Saya sangat menyayangkan khususnya teman-teman yang berlatar belakang NU pergi ke sana, apalagi memposting foto dan video ke mana-mana. Saya sangat sedih dan malu melihat ini semua," paparnya.