REL , BENGKULU - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu memastikan bahwa harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang baru-baru ini terekam oleh kamera warga berada di habitat aslinya di Kabupaten Bengkulu Utara.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari, menjelaskan bahwa harimau tersebut berada di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Ketahun dan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) Air Urai Serangai.
"Ternyata harimau sumatra itu ada di kawasan hutan HPT Air Ketahun dan HPK Air Urai Serangai, dan harimau tersebut masih berada di habitatnya," ujar Said Jauhari saat dihubungi via telepon di Bengkulu, Kamis.
BKSDA Bengkulu telah melakukan pemantauan intensif terhadap pergerakan harimau untuk memastikan bahwa hewan tersebut tetap berada di habitatnya dan tidak menimbulkan ancaman bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, pihak BKSDA terus melaksanakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian harimau sumatra dengan melaporkan setiap penampakan atau tanda-tanda keberadaan harimau di luar habitatnya.
BACA JUGA:Mahasiswa Bengkulu Ditangkap Polisi Karena Diduga Jual 20 Butir Pil Ekstasi
BACA JUGA:Festival Tabut Bengkulu 2024: Meriahkan Kesenian dan Kemanusiaan
Said juga mengingatkan agar masyarakat tidak mengambil tindakan sendiri jika bertemu dengan harimau, karena hal tersebut dapat membahayakan diri mereka dan satwa liar.
Ia mengimbau agar warga yang tinggal di HPT Air Ketahun dan HPK Air Urai Serangai dapat berbagi ruang dengan satwa liar di kawasan hutan tersebut.
"Dalam HPT Air Ketahun dan HPK Air Urai Serangai, yang merupakan hutan negara, sudah berubah menjadi perkampungan dan kebun masyarakat.
Harus bisa berbagi ruang dengan satwa liar yang ada di dalam hutan. Tidak saling mengganggu antara manusia dan satwa liar," jelas Said.
BKSDA Bengkulu berharap dengan langkah-langkah ini, keselamatan masyarakat dapat terjaga dan keberlangsungan hidup harimau sumatra di habitat aslinya tidak terancam.
BACA JUGA:Berwisata Sejarah Di rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu,Ada apa saja ya!.
Said juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam aktivitas sehari-hari di sekitar hutan, seperti pergi ke kebun, dan disarankan untuk berkelompok minimal lima orang untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan.